Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo siap hadir dalam acara Penguatan Anti Korupsi untuk Penyelenggara Integritas (Paku Integritas) KPK, Rabu (17/1/2024).
Hal itu karena Ganjar mempunyai komitmen antikorupsi sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
"Pak Ganjar kan ketika Pilgub komitmennya sudah tidak berbohong juga tidak korupsi sehingga itu sesuatu yang genuine Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto menjawab pertanyaan awak media di Media Center Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).
Hasto menyampaikan, komitmen yang dipunyai Ganjar tersebut berbeda dari kompetitornya yakni Prabowo Subianto. Ia mengatakan, Ganjar tidak pernah seperti Prabowo perusahaan yang berisikan teman-temannya.
Baca Juga: Momen Anies Baswedan Jadi Moderator Debat Capres 2009 Tuai Pujian: Keren, Yang Sekarang Kaku
"Berbeda dengan pak Prabowo sangat berbeda. Karena Pak Ganjar nggak pernah membentuk teman-teman Ganjar untuk menjalankan proyek APBD, itu nggak pernah," tuturnya.
"Sementara, Pak Prabowo membentuk PT teman-teman Pak Prabowo yang namanya PT Teknologi Militer Indonesia dan PT Agro Nusantara," sambungnya.
Politisi asal Yogyakarta ini lantas mengatakan, selama Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) banyak terjadi berbagai macam persoalan. Dari mulai pembelian pesawat hingga pembentukan perusahaan yang hanya mengakomodir teman-temannya sendiri.
"Kemudian pembentukan PT Teknologi Militer Indonesia, untuk mendapatkan suatu preferensi secara khusus dalam pengadaan alutsista, kemudian program Food Estate dari Pak Jokowi yang disalahgunakan dalam pembentukan PT Agroindustri Nusantara," ujarnya.
Hal itu lah, kata Hasto, yang mungkin akan membuat Prabowo ragu datangi Paku Integritas KPK dan menandatangi Pakta Integritas anti korupsi di KPK nanti malam.
"Sehingga mungkin dengan rekam jejak seperti itu, beliau takut menghadiri acara di KPK," katanya.
"Ya kita lihat dulu karena acara kan belum berjalan, tetapi sekiranya beliau tidak menghadiri dan takut menandatangani, maka itu terkait ya, diduga terkait dengan pembentukan PT Argo Industri Nusantara dan PT Teknologi Militer Indonesia."
"Yang diduga memang begitu banyak persoalan korupsi dan ketidaktransparansinya pembelian alutsista. Tidak ada transparansi dalam pembelian alutsista," sambungnya.