Khofifah Kena Nyinyir Cak Imin, TKN Prabowo-Gibran Pasang Badan: Dia Kader NU Paripurna!

Rabu, 17 Januari 2024 | 13:43 WIB
Khofifah Kena Nyinyir Cak Imin, TKN Prabowo-Gibran Pasang Badan: Dia Kader NU Paripurna!
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid saat ditemui wartawan di Sleman, DI Yogyakarta. [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ali Masykur Musa, menegaskan Khofifah Indar Parawansa.

Ali Masykur menegaskan bahwa Khofifah adalah kader Nahdlatul Ulama (NU) yang paripurna.

Hal itu ia tegaskan dalam merespons cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang mempertanyakan ke-NU-an Khofifah.

"Ada dua cara pandang di mana Khofifah memenuhi semua kriteria. Pertama, NU yang dilihat secara struktural; kedua, NU yang dipandang secara kultural. Bu Khofifah mencerminkan secara sempurna kedua sisi tersebut," kata Ali dalam keterangannya, Rabu (17/1/2024).

Baca Juga: Ingat BJ Habibie dan Gus Dur, Marshel Widianto Bocorkan Sosok Prabowo Subianto Sebenarnya

Baca Juga: 

Ali mengatakan dalam sisi struktural, Khofifah adalah nahdliyin yang mendedikasikan hidupnya untuk NU.

"Bu Khofifah selalu mendarmabaktikan dan memimpin organisasi di lingkungan NU, seperti IPPNU, PMII hingga Muslimat NU. Secara struktur ini paripurna.” Kata Ali.

Sementara dalam aspek kultural, Khofifah dipandang sebagai warga ahlussunah wal jamaah yang mengamalkan ubudiyah dan ritual ke-NU-an dalam laku hidup sehari-hari.

Selain menilai Cak Imin salah alamat, Ali sekaligus mengingatkan antara NU dan PKB yang kini dipimpin Cak Imin merupakan dua hal berbeda. Ia berujar NU adalah jam’iyah ijtima’iah diniyyah. Sedangkan PKB adalah jam’iah siassah.

Baca Juga: Cak Imin Wakil Ketua DPR dan Bekas Menteri, JK: Masa Mau Diajarin Sebelum Debat Cawapres?

"Sehingga karakter NU dengan partai politik adalah berbeda. Jadi mengharuskan warga NU mendukung paslon tertentu adalah tidak memenuhi dasar-dasar hubungan NU dengan politik," kata Ali.

Kendati mengatakan NU tidak berpolitik, Ali mengakui bahwa kaitan antara keduanya tetap ada.

Tetapi Ali menegaskan bahwa pilihan warga NU harus berdasar hati nurani dan mengedepankan lestarinya aspek struktural dan kultural dari NU.

"Kalau dari TKN sendiri, kita bersyukur mayoritas warga NU sekarang ini menitipkan aspirasi politiknya lewat Prabowo Gibran. Dan ini tidak salah baik secara struktural maupun kultural," ujar Ali.

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menyalami warga ketika jalan sehat di Situbondo, Jatim, Sabtu (16/12/2023). [Instagram @khofifah.ip]
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menyalami warga ketika jalan sehat di Situbondo, Jatim, Sabtu (16/12/2023). [Instagram @khofifah.ip]

Sebelumnya, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan, jemaah Nahdlatul Ulama (NU) meyakini Khofifah Indar Parawansa sebagai nahdliyin sejati.

Hal tersebut dikatakan oleh Nusron merespons Cak Imin yang meragukan ke-NU-an Gubernur Jawa Timur tersebut. Menurutnya, tidak ada pihak yang berhak mengklaim lebih NU dari pihak lainnya.

"Umat NU mengakui kalau Ibu Khofifah itu NU tulen dan selalu bersama umat," kata Nusron di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

"Tidak boleh ada orang yang berhak mengklaim dirinya paling NU, meski yang bersangkutan adalah dzurriyyat (keturunan) pendiri NU," sambungnya.

Nusron mengatakan, NU bukanlan milik satu golongan tertentu karena pada hakikatnya, NU adalah jam'iyyah ijtimaiyyah diniyyah (organisasi sosial keagamaan) yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah.

Ia juga menegaskan bahwa kehadiran NU di Indonesia bersifat inklusif, bukan eksklusif.

"Siapapun bisa menjadi NU asal setuju dan menjalankan misi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah," tutur dia.

Lebih lanjut, Nusron mengatakan tidak masuk akal bila perbedaan pilihan politik membuyarkan hakikat NU tersebut. Menurutnya, pendapat yang dilontarkan Muhaimin sangat kuno dan usang.

"Masak hanya karena beda pilihan politik dianggap tidak NU? Ini kolot dan kuno," tegasnya.

Lebih lanjut, Nusron menjelaskan, setidaknya ada tiga pola dalam NU. Pertama, NU dalam tataran fikrah (pemikiran) yang selalu mengutamakan jalan tengah (tawassuth). Kedua, NU secara ubudiyyah, perilaku ibadah yang tidak kaku dan mengakomodasi budaya dan khazanah lokal.

"Ketiga, NU secara harakah atau gerakan. Setiap langkahnya selalu seimbang atau tawazun untuk kepentingan umat, bangsa dan kemanusiaan," ujar Nusron.

Menurutnya, Khofifah telah mengamalkan ketiga kategori ini. Apalagi, lanjut Nusron, Khofifah juga telah menempuh kaderisasi di tubuh NU, mulai dari Ikatan Pelajar Puteri NU (IPPNU) hingga Muslimat NU sampai menjadi perempuan pertama yang masuk jajaran PBNU.

Nusron menyebut hal tersebut justru berbanding terbalik dengan Muhaimin yang tidak menjalani proses pengkaderan yang panjang seperti Khofifah.

"Malah Mas Muhaimin pengkaderannya hanya PMII. Ga pernah terlibat ikut kaderisasi formal di NU, karena kebanyakan politik praktis di PKB," tutup Nusron.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI