Suara.com - Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Neni Nur Hayati mengatakan, masyarakat harus mengetahui rekam jejak baik peserta Pemilu atau pun capres-cawapres yang tengah bertarung di Pilpres 2024.
Neni menyebut ada kesinambungan antara anggota legislatif dengan pemimpin negara.
Menurutnya, parlemen akan mempengaruhi baik buruknya pemimpin.
“Terwujudnya pemimpin profetik (jujur,adil, berintegritas, berpihak pada rakyat) harus didukung dengan parlemen yang baik.” kata Neni dikutip Rabu (17/1/2024).
Baca Juga: Waduh! Ratusan Kertas Suara Pemilu di Bekasi Rusak, Apa Penyebabnya?
Hal tersebut diingatkan Neni karena masyarakat kini terlihat lebih fokus pada pemilihan capres dan cawapres ketimbang pemilihan legislatif.
"Jadi jika masyarakat hanya fokus pada pilpres tapi meminggirkan isu pileg itu juga keliru,” ucapnya.
Selain itu, Neni juga kecewa atas minimnya informasi mengenai calon anggota legislatif atau caleg yang terdaftar sebagai peserta di Pemilu 2024.
Ia melihat ada rekam jejak caleg yang malah tidak tercantum dalam infopemilu milik KPU, termasuk soal status sebagai eks napi koruptor.
Neni mencatat, dari total 28 caleg eks napi koruptor, 17 diantaranya disembunyikan statusnya sebagai eks napi koruptor.
Baca Juga: Gibran Ultimate Saat Debat Pilpres, Dudung Abdurahman: Ingat Bung Tomo dan Sudirman!
"Integritas sejak awal sudah bermasalah, bagaimana jika masyarakat memilih eks napi koruptor itu yang secara sengaja disembunyikan statusnya oleh KPU," ungkapnya.
Manipulasi data seperti itu dianggapnya sama saja dengan merebut hak rakyat,pemilih untuk mengetahui kebenaran soal rekam jejak mereka.
“Mereka jelas berupaya memanipulasi penilaian para pemilih. Publik pada akhirnya menjadi tidak tahu bagaimana rekam jejak caleg tersebut, apalagi dia pernah tersangkut kasus korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa,” tandas Neni.