Suara.com - Rekaman suara Abu Bakar Ba'asyir mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) beredar di akun TikTok @aniesvisioner. Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rohim telah mengonfirmasi kebenaran rekaman suara ayahnya itu.
Dukungan Ba'asyir pada AMIN itu seakan bertentangan karena pernyataannya di masa lalu yang pernah mengkafir-kafirkan demokrasi. Lantas siapa sebenarnya Abu Bakar Ba'asyir? Simak penjelasan berikut ini.
Profil Abu Bakar Ba'asyir

Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud lahir di Jombang, Jawa Timur pada 17 Agustus 1938 sehingga kini berusia 85 tahun. Dia adalah tokoh muwahidin di Indonesia beraliran Jihadisme salafi yang dianggap punya keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di Indonesia.
Ba'asyir merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta salah satu pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min, Solo Jawa Tengah. Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang punya kaitan dengan Al-Qaeda. Namun Ba'asyir telah membantah menjalin hubungan dengan JI atau terorisme.
Jejak Ba'asyir muncul pada masa Presiden Soeharto. Ba'asyir bersama Abdullah Sunggkar ditangkap karena tidak hanya menolak asas Pancasila, tapi juga melarang santrinya hormat pada bendera tiap kali upacara. Menurut Ba'asyir, hormat pada bendera termasuk perbuatan syirik.
Pada awal tahun 2019, Ba'asyir mendapat penawaran bebas tanpa syarat dari pemerintahan Jokowi dengan syarat dia mau menandatangani perjanjian agar setia Pancasila. Namun Yusril Ihza Mahendra selaku pengacara Jokowi mengatakan Ba'asyir menolak syarat itu. Baru pada tahun 2022, Ba'asyir mengakui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Ba'asyir yang diyakini punya paham radikal juga diduga menjadi dalang aksi teror bom di Bali pada tahun 2002 silam. Meski demikian, Ba'asyir membantah terlibat serangan bom di Bali yang mengakibatkan lebih dari 200 orang meninggal.
Selain itu Ba'asyir juga pernah dimasukan ke dalam penjara pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu jaksa penuntut umum (JPU) mengatakan Ba'asyir memberi dukungan penting bagi kamp pelatihan jihad yang ditemukan pada awal 2010 di Aceh.
Ba'asyir lalu divonis 15 tahun penjara pada 16 Juni 2011 karena terbukti mendukung kelompok terorisme di Aceh. Dia bebas dari Lapas Gunung Sindur Jawa Barat pada Jumat, 8 Januari 2021.
Baca Juga: Cuit Pilih Anies Dapat Ganjar, Raja Juli Kena Skat Mat: Baliho Partaimu Ngerusak Mata!
Kafirkan Demokrasi
![Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat , Jumat (18/1). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/oGZ7E06H5nweZPBLsIQKkAYdVucUfv2q.png)
Abu Bakar Ba'asyir punya pandangan kontroversial terkait demokrasi yang dituangkan dalam bukunya berjudul 'Tadzkirah'. Dalam buku itu, Ba'asyir menguraikan demokrasi dalam 4 poin.