Profil Abu Bakar Ba'asyir, Dulu Kafirkan Demokrasi Sekarang Pilih Dukung Anies Baswedan

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 17 Januari 2024 | 12:24 WIB
Profil Abu Bakar Ba'asyir, Dulu Kafirkan Demokrasi Sekarang Pilih Dukung Anies Baswedan
Pendiri Ponpes Al-Mukmin, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir menghadiri upacara peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI pada Rabu (17/8) di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rekaman suara Abu Bakar Ba'asyir mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) beredar di akun TikTok @aniesvisioner. Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rohim telah mengonfirmasi kebenaran rekaman suara ayahnya itu.

Dukungan Ba'asyir pada AMIN itu seakan bertentangan karena pernyataannya di masa lalu yang pernah mengkafir-kafirkan demokrasi. Lantas siapa sebenarnya Abu Bakar Ba'asyir? Simak penjelasan berikut ini.

Profil Abu Bakar Ba'asyir

Abu Bakar Ba'asyir
Abu Bakar Ba'asyir

Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud lahir di Jombang, Jawa Timur pada 17 Agustus 1938 sehingga kini berusia 85 tahun. Dia adalah tokoh muwahidin di Indonesia beraliran Jihadisme salafi yang dianggap punya keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di Indonesia.

Ba'asyir merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta salah satu pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min, Solo Jawa Tengah. Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang punya kaitan dengan Al-Qaeda. Namun Ba'asyir telah membantah menjalin hubungan dengan JI atau terorisme.

Baca Juga: Cuit Pilih Anies Dapat Ganjar, Raja Juli Kena Skat Mat: Baliho Partaimu Ngerusak Mata!

Jejak Ba'asyir muncul pada masa Presiden Soeharto. Ba'asyir bersama Abdullah Sunggkar ditangkap karena tidak hanya menolak asas Pancasila, tapi juga melarang santrinya hormat pada bendera tiap kali upacara. Menurut Ba'asyir, hormat pada bendera termasuk perbuatan syirik.

Pada awal tahun 2019, Ba'asyir mendapat penawaran bebas tanpa syarat dari pemerintahan Jokowi dengan syarat dia mau menandatangani perjanjian agar setia Pancasila. Namun Yusril Ihza Mahendra selaku pengacara Jokowi mengatakan Ba'asyir menolak syarat itu. Baru pada tahun 2022, Ba'asyir mengakui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. 

Ba'asyir yang diyakini punya paham radikal juga diduga menjadi dalang aksi teror bom di Bali pada tahun 2002 silam. Meski demikian, Ba'asyir membantah terlibat serangan bom di Bali yang mengakibatkan lebih dari 200 orang meninggal.

Selain itu Ba'asyir juga pernah dimasukan ke dalam penjara pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu jaksa penuntut umum (JPU) mengatakan Ba'asyir memberi dukungan penting bagi kamp pelatihan jihad yang ditemukan pada awal 2010 di Aceh. 

Ba'asyir lalu divonis 15 tahun penjara pada 16 Juni 2011 karena terbukti mendukung kelompok terorisme di Aceh. Dia bebas dari Lapas Gunung Sindur Jawa Barat pada Jumat, 8 Januari 2021.

Baca Juga: Debat Keempat Pilpres 2024, Anies Baswedan: Cak Imin Tak Perlu Dimentori, Sudah Siap untuk Debat

Kafirkan Demokrasi

Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat , Jumat (18/1). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat , Jumat (18/1). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

Abu Bakar Ba'asyir punya pandangan kontroversial terkait demokrasi yang dituangkan dalam bukunya berjudul 'Tadzkirah'. Dalam buku itu, Ba'asyir menguraikan demokrasi dalam 4 poin. 

Poin pertama, demokrasi tertolak sejak dari sumbernya. Menurut Baasyir, konsep demokrasi muncul dari masyarakat Yunani Kuno yakni ketika filsuf Pericles mencetuskan konsep demokrasi pada 431 Sebelum Masehi. Kemudian konsep demokrasi ini disempurnakan filsuf Yunani lainnya, seperti Plato, Aristoteles, Polybius, dan Cicero. 

Baasyir lalu mengutip sumber demokrasi berasal dari para filsuf Yunani yang tidak memeluk Islam dan menyembah Allah SWT. Konsep tersebut juga baru diterima setelah 1700 tahun sejak kelahirannya. 

"Dari sini jelas, Islam menolak demokrasi karena konsep ini lahir semata-mata dari akal orang-orang kafir, sama sekali tidak berlandaskan wahyu dari Allah Ta'ala," kata dia.

Pada poin kedua, Baasyir menyatakan bahwa menerima demokrasi berarti mendustakan Al-Quran, As-Sunnah. Dia menyebut mereka yang menerima demokrasi berarti membatalkan tauhid karena tidak mengakui keesaan Allah.

Sementara itu pada poin ketiga dan keempat, Baasyir secara jelas menyebut demokrasi telah menjadi agama selain Islam. "Orang Islam yang mengajak pada demokrasi berarti beragama demokrasi," kata dia.

Di akhir bab, Baasyir menyimpulkan demokrasi adalah sistem yang bertentangan dengan Islam. Dia juga mengatakan para ulama sepakat demokrasi sebagai sebuah agama orang kafir yang bertolak belakang dengan Islam. 

Namun Ba'asyir tak menyebutkan ulama mana saja yang berkesimpulan seperti itu. "Kalau ada ulama yang menyetujui demokrasi, itu ulama bayaran namanya," ungkap dia.

Dukungan pada AMIN

Momen Anies Baswedan dan Cak Imin tes kesehatan di RSPAD (Instagram/@aniesbaswedan)
Momen Anies Baswedan dan Cak Imin tes kesehatan di RSPAD (Instagram/@aniesbaswedan)

Beredar rekaman suara Abu Bakar Ba'asyir di media sosial Tiktok yang mendukung pasangan AMIN. Dalam rekaman itu, Ba'asyir awalnya menjelaskan jika Pilpres bukan sebuah ideologi, tapi sebuah alat yang bertujuan untuk membela Islam.

Ba'asyir lalu berpendapat salah satu cara untuk membela Islam yakni dengan memilih capres yang paham dengan Islam. Dia lalu mengklaim pasangan AMIN yang paham Islam ketimbang kandidat lainnya.

"Jadi kita boleh mengikuti operasi ini untuk membela islam. Caranya yaitu memilih presiden yang paham islam. Capres yang tiga itu yang paham Islam itu cuma 1 yaitu yang nomor 1 namanya Anies Baswedan. Itu yang wajib kita pilih," kata Ba'asyir dalam rekaman suara di akun Tiktok @aniesvisioner.

"Karena nanti jika dia terpilih, ditakdirkan allah untuk terpilih menjadi presiden, Insyaallah dia banyak menguntungkan Islam, yang akan berusaha mengatur negara ini dengan hukum-hukum Islam semampunya," sambung dia.

Ba'asyir lalu menyerukan bagi umat Islam untuk memilih dalam Pilpres 2024. Dia pun menyarankan untuk memilih pasangan AMIN.

"Ini supaya umat Islam diberitahu supaya harus memilih, jangan sampai tak memilih. Tapi nomor 1 yang harus dipilih, bukan yang lain. Tujuan kita untuk membela Islam supaya Islam tetap terawat dengan baik. Demikian yang perlu saya terangkan," ujar dia.

Beberapa waktu lalu, mantan napi teroris itu juga sempat mengirim surat pada 3 capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Isi surtnya adalah pesan bila mereka terpilih dalam Pilpres 2024.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI