Cegah Orang Jahat Berkuasa, SETARA Institute: Masyarakat Bakal Pilih Capres-Cawapres dari Rekam Jejaknya

Rabu, 17 Januari 2024 | 12:15 WIB
Cegah Orang Jahat Berkuasa, SETARA Institute: Masyarakat Bakal Pilih Capres-Cawapres dari Rekam Jejaknya
Pasangan Anies-Muhaimin nomor urut 1, Prabowo-Gibran nomor ururt 2, dan Ganjar-Mahfud nomor urut 3 saat penetapan nomor urut pasangan Capres dan Cawapres Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD sempat mengimbau masyarakat untuk memilih capres-cawapres berdasarkan rekam jejak. Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos sepakat dengan imbauan Mahfud tersebut.

Menurut Bonar, rekam jejak capres-cawapres menjadi poin penting bagi masyarakat untuk memilih siapa yang paling layak menjadi presiden 2024.

"Imbauan Mahfud sangat tepat, rekam jejak paslon menjadi ukuran yang pas untuk melihat kapasitas siapa yang bisa membawa kemajuan Indonesia. Terutama konsistensi paslon tersebut selama ini berpihak pada yang termarjinalkan," kata Bonar melalui keterangan tertulisnya, Rabu (17/1/2024).

Selain soal rekam jejak, Mahfud juga mengingatkan masyarakat bahwa pemilihan umum atau pemilu menjadi kesempatan bagi rakyat mencegah orang-orang jahat berkuasa.

Baca Juga: Catat! Penumpang TransJakarta Boleh Pakai Atribut Pemilu, tapi Dilarang Begini

Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Institute Bonar Tigor Naipospos dalam acara diskusi yang digelar RKN Media, Selasa (9/8/2022). (YouTube RKN Media)
Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Institute Bonar Tigor Naipospos dalam acara diskusi yang digelar RKN Media, Selasa (9/8/2022). (YouTube RKN Media)

Menurut Bonar, bukan hanya mencegah orang jahat berkasa, tetapi memilih siapa yang bisa melayani kebutuhan masyarakat dan membawa kesejahteraan.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, masyarakat akan menjatuhkan pilihan dengan melihat siapa yang lebih menguntungkan.

"Masyarakat berpikir sederhana, bukan berarti tidak kritis dan tidak rasional, tetapi melihat siapa yang paling nyata dan kongkrit menguntungkan mereka," tegasnya.

Ia juga menyebut rasionalitas publik justru sangat memperhatikan rekam jejak dari para capres-cawapres.

"Rasionalitas publik semacam ini yang terkadang tidak dimengerti oleh segelintir kaum terdidik. Justru publik sangat menekankan jejak rekam paslon menjadi penting bagi kebanyakan mereka. Siapa paslon yang rekam jejaknya berpihak pada rakyat itu yang akan dipilih," pungkasnya.

Baca Juga: Elektabilitas Prabowo-Gibran dari Hasil Survei Ini Sentuh 51,8%, Netizen: Satu Putaran Bukan Hanya Mimpi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI