Suara.com - Politikus senior PDIP Maruarar Sirait mengambil keputusan untuk keluar dari partai yang saat ini dipimpin Megawati Soekarno Putri.
Alasan Maruarar Sirait keluar dari PDIP karena ingin mengikuti langkah politik Presiden Jokowi.
Maruarar Sirait menganggap langkah Presiden Jokowi sesuai dengan pemikiran Bung Karno. Sering blusukan, memperhatikan rakyat, hidupnya sederhan, berani menghadapi radikalisme.
Tidak mau ditekan asing. Mengambil alih Freeport dan Chevron. Menggelar piala dunia di Indonesia.
"Saya melihat figur Bung Karno ada di Jokowi," kata Ara, sapaan Maruarar Sirait.
Ara menyebut sikap satu langkah kata dan perbuatan yang didengungkan Bung Karno dilaksanakan oleh Jokowi.
Lantas kemana pilihan Pilpres Jokowi?
"Saya yakin Pak Jokowi mendukung pasangan Prabowo-Gibran," tegasnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menghormati keputusan politikus senior Maruarar Sirait atau biasa disapa Ara yang pamit dan keluar dari partai.
"Lebih baik gentle termasuk seperti itu, kalau berbeda pilihan politik dengan kita, silakan, karena ini sukarela (mengundurkan diri). Justru ini bikin kita solid, kompak," katanya.
Menurut dia, pamitnya Ara secara resmi dipandang lebih baik, karena adanya perbedaan pandangan politik,
Hal itu juga dihormati oleh DPP PDIP. Bahkan kata dia, PDIP masih memiliki banyak kader yang loyal.
"Inilah bagian dari kristalisasi kader, ada kader yang tetap setia dan loyal dalam menghadapi pertarungan-pertarungan politik. Dengan prinsip, dengan nilai bahwa kebenaran pasti akan menang," katanya menegaskan.
Djarot menilai Maruarar memilih untuk menekuni dunia usaha daripada berjuang sebagai kader partai politik (parpol).
"Bang Ara sekarang sukses sebagai pengusaha, termasuk pengusaha besar. Orang melihat berbagai macam foto bertemu beberapa pengusaha, mungkin Bang Ara lebih tertarik untuk menekuni dunia usaha. Kita kasih kesempatan kepada Bang Ara," katanya.
Sebelumnya, Maruarar Sirait pada Senin (15/1) memutuskan keluar dari PDIP setelah puluhan tahun menjadi kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
Ara juga telah berterima kasih kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto dan elite partai lainnya.
"Saya doakan PDI Perjuangan tetap menjadi partai yang besar, memperjuangkan Pancasila, memperjuangkan kebenaran dan memperjuangkan keadilan," katanya.
Pria asal Medan, Sumatera Utara, itu beralasan meninggalkan PDI Perjuangan, salah satunya adalah mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).