Dukungan dari warga Nahdliyin, Masyayikh NU, pesantren-pesantren historis dan utama NU di Pulau Jawa turut meningkat, memberikan kekuatan pada elektabilitas AMIN.
"Konsolidasi suara dukungan NU menjadi faktor yang akan memberi peluang kemenangan AMIn lebih besar. Anies effect ini juga menjadi faktor bagi peningkatan suara koalisi partai pengusung paslon," ungkapnya.
Persaingan elektabilitas antara AMIN dan Prabowo-Gibran terjadi di berbagai kawasan, terutama di Pulau Jawa. Sulit untuk memastikan pemilu satu putaran berdasarkan elektabilitas saat ini.
"Berdasarkan data, sulit untuk dapat melaksanakan pemilu satu putaran, sebagaimana yang disuarakan oleh salah satu paslon, karena sesungguhnya ketiga paslon masih mendapatkan potensi dukungan pemilih di bawah 40 persen," cetusnya.
AMIN dianggap telah menggerus basis tradisional suara Prabowo, terutama di Jawa Barat dan Banten. Suara Gen-Z terbelah antara AMIN dan Prabowo.
Dirinya menyatakan pesimistis terkait kemungkinan pemilu dimenangkan dalam satu putaran oleh salah satu dari ketiga paslon.
"Saya pesimistis pemilu dapat dimenangkan satu putaran oleh salah satu dari ketiga paslon, apabila memperhatikan peta elektabilitas mutakhir. Tapi yang jelas pasangan AMIN mampu menggerus basis suara tradisional Prabowo yang telah mengikuti pilpres setidaknya dalam satu dekade terakhir, yaitu pemilu 2014 dan 2019 lalu," katanya.