Suara.com - Langkah politik Maruarar Sirait kini tengah dinanti. Hal itu usai dirinya memilih hengkang dari PDI Perjuangan. Tersiar kabar dirinya bakal bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI), namun dibantah.
Ketua DPP Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Meutya Hafid mengaku dirinya memang mendengar kabar tentang langkah politik Maruarar atau Ara selanjutnya.
Hal itu ia sampaikan saat menanggapi pertanyaan wartawan mengenai peluang Maruarar Sirait masuk ke Golkar. Meutya justru menilai Maruarar tidak mungkin masuk Golkar.
- Beda Kelas Anies Baswedan Tutup Alexis dan Ahok Saat Tutup Kalijodo, Lebih Ganas Mana?
- Bertingkah Lucu dan Akrab dengan Ibu Alam Ganjar, Netizen: Siti Atikoh Akhirnya Punya Anak Perempuan Cantik dan Lucu
- Tak Seperti Capres Lain, Anies Malah Diberi Hadiah oleh Pendukung: Beda Kelas!
"Masuk Golkar? Masa sih masuk Golkar? Saya denger mungkin ke tempat lain tapi masih ya baru denger denger aja," kata Meutya di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Meski memandang Maruarar tidak mungkin bergabung ke Golkar, Meutya menyampaikan partai berlambang pohon beringin itu terbuka menerima bila memang Ara berkeingijan gabung.
"Tapi sekali lagi Golkar juga terbuka aja ya senang senang aja. Tapi rasanya kalau mengenal Ara kan saya kenal Bang Ara juga ya mungkin nggak ke Golkar mungkin ke tempat lain," kata Meutya.
Sementara itu ditanya mengenai bocoran terkait tempat lain Maruarar yang dimaksud, Meutya tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya memastikan tempat lain tersebut masih dalam satu koalisi.
"Ya dalam satu koalisi, masih dalam satu koalisi," ucap Meutya.
Politisi Maruarar Sirait memastikan diri meninggalkan PDI Perjuangan setelah sekian lama bersama. Ia memilih jalan dengan alasan tegak lurus ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Juga: 'Tanda Alam' Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024 Menurut Airlangga: Tandanya Jelas!
Seturut kepergian pria yang akrab disapa Ara itu, berhembus kabar bahwa dirinya akan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Namun, elite dari partai berlambang tangan mengepal memegang bunga mawar itu membantah.