Suara.com - Suara dukungan untuk calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto terdengar kala capres nomor urut 01, Anies Baswedan berkampanye di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Jempur, Sorong, Papua Barat.
Menanggapi hal itu, Anies berkata hal itu bukan masalah kendati perbedaan capres merupakan sebuah bentuk demokrasi.
"Normal saja. Justru itulah demokrasi," jawab Anies saat ditanya wartawan terkait adanya teriakan pendukung Prabowo.
Dirinya menilai, justru yang berbahaya dan merusak demokrasi jika keinginan masyarakat untuk berpendapat malah dilarang.
Baca Juga: Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran, Berikut Ini Program Relawan Jawara 02
"Yang berbahaya itu kan kalau melarang. Kalau melarang bahkan kalau ada banner diturunkan, lalu ada Videotron dilarang itu baru masalah. Tapi kalau mengungkapkan justru itu kita hormati," imbuh Anies.
Anies mengaku baru mengetahui videotron dirinya yang berada di Bekasi dan Jakarta diberhentikan secara sepihak.
"Saya malah baru tahu tadi pagi. Itu benar? Sebenarnya tidak tahu juga tapi tidak berbeda jauh yang ada di sosial media," kata Anies.
Menurut Anies, sikap saling menghormati pilihan orang lain adalah bentuk dan wujud demokrasi yang harus dijunjung tinggi.
"Itu kan bagian dari demokrasi. Justru ujian komitmen demokrasi salah satunya pada kesiapan menghormati yang berbeda. Kalau tidak siap menghormati (pilihan) yang berbeda, maka dia tidak siap berdemokrasi," ujarnya.
Baca Juga: Sebut Prabowo Keluarga Besar BUMN dari Garis Margono, Erick Thohir Titip Satu Pesan Ini
"Ini adalah sebuah pesta demokrasi dan rakyat memiliki hak untuk mengungkapkan pandangannya. Jadi ketika ada yang mendatangi dan bilang saya ingin memilih calon lain, ya dihormati. Dan ketika ada pasang videotron untuk pasangan nomor 01, ya dihormati," pungkasnya.