PDIP Sulit Lebur karena Ada PKS Hingga FPI, Begini Nasib Penyatuan Koalisi AMIN dan Ganjar-Mahfud

Senin, 15 Januari 2024 | 14:19 WIB
PDIP Sulit Lebur karena Ada PKS Hingga FPI, Begini Nasib Penyatuan Koalisi AMIN dan Ganjar-Mahfud
Momen akrab Puan Maharani bersama paslon AMIN usai debat capres Minggu (7/1/2024) malam. [X]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu bakal bergabungnya kubu pendukung Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan Paslon nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) untuk putaran kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) semakin gencar. Apalagi, kedua pihak belakangan ini kerap menampilkan kemesraan.

Menanggapi isu ini, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rifan mengatakan, peleburan kedua pihak ini mungkin saja terjadi. Namun hal itu hanya berlaku di kalangan elite parpol saja.

Sementara, penyatuan dua kubu ini menurutnya akan sulit dilakukan di tingkat akarrumput. Sebab, mereka tak seperti elit parpol yang bisa berubah sikap demi kepentingan.

"Di kita ini, meski ada partai yang memiliki ideologi yang berbeda, tetapi perekatnya adalah kepentingan. Kalau kepentingan ketemu, ideologi setebal apapun bisa dipertemukan," ujar Ali kepada wartawan, Senin (15/1/2024).

Baca Juga: Anies Mencium Indikasi Rekayasa di Balik Tekad Sekjen Gerindra Pilpres 2024 Berjalan Satu Putaran

Baca juga:

Apalagi, kata Ali, kubu AMIN didukung oleh sejumlah organisasi islam yang variatif, mulai dari Nadhlatul Ulama (NU), eks Front Pembela Islam (FPI), hingga yang tergabung dalam Ijtimak Ulama.

Sementara, akar rumput PDIP memiliki ideologi yang bertolak belakang dengan kubu AMIN. Proses peleburan kedua pihak ini dinilainya tidak akan mudah.

Trigger untuk Penyatuan

"Kalau lem perekat nggak kuat, maksud saya adalah trigger isunya, itu akan sulit. Kalau elite itu gampang nyatuinnya. Kepentingan ketemu, nyatu, tetapi apakah kemungkinan grassroot konstituen itu bisa nyatu ?Kalau nggak ada satu isu yang bisa memicu atau men-trigger, saya nggak yakin itu bisa menyatu," kata dia.

Baca Juga: Makin Panas Skakmat Hasto, TKN Fanta Sebut PDIP Fomo: Nanti Sekjennya Kita Ajari

Selain itu, Ali juga menyinggung soal pendukung di tingkatan akar rumput PKB dan PKS serta eks FPI yang juga belum terlalu menyatu.

"Kalau PKB dan PKS itu irisannya enggak terlalu jauh ya, tapi kalo PKS dan PDIP agak jauh," kata dia.

Oleh karena itu, Ali menilai perlu ada pendorong yang kuat agar nantinya kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud, khususnya PDIP mau berkoalisi secara utuh dari tingkat elit sampai ke akar rumput.

"Nah isu apa itu? Itu nanti harus dipikirkan oleh 01 dan 03. Saya tidak kemudian mengatakan tidak bisa melebur sama sekali. Tetap bisa melebur, tapi strateginya harus tepat," katanya.

Sebelumnya, (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo angkat bicara soal PDIP yang mulai membuka koalisi dengan Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN). Ia menyebut pihaknya memang berkomunikasi dengan semua pihak.

Karena itu, Ganjar meminta agar semua pihak menunggu terkait hal ini karena masih dalam tahap pembahasan.

"Oh sabar, kita komunikasi sama semuanya," ujar Ganjar di Senayan, Jakarta, Minggu (14/1/2024).

Semenrtara itu, Politisi PDIP Masinton Pasaribu mengakui bahwa tim pasangan capres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud telah menjalin komunikasi informal dengan tim pasangan calon nomor urut 1 Anies-Muhaimin terkait peluang koalisi antara keduanya.

"Ada komunikasi formal ada komunikasi informal. Ya, berjalan komunikasi dulu informal, membangun satu pemahaman bersama baru nanti diformalkan. Jadi, kita komunikasi-komunikasi dengan teman 01," kata Mashinton di sela-sela diskusi bertajuk 'Jadi Omon-omon Istana hingga rakyat jelata, dikutip dari Antara, Minggu (14/1/2024).

Masinton mengatakan bahwa tingginya intensitas komunikasi tim pemenangan pasangan capres-cawapres 1 dan 3 terjadi secara natural karena memiliki kesadaran yang sama terkait kondisi demokrasi saat ini.

Kedua tim pemenangan, khususnya yang berada di level 'akar rumput', menurut dia sama-sama berupaya untuk menjaga dan mempertahankan demokrasi yang telah berjalan 25 tahun di Indonesia agar tidak kembali ke era otoriteriterian seperti masa Orde Baru.

"Nah, jadi di akar rumput hari ini teman-teman 01 dan 03 memiliki suatu kesadaran bersama, harus ada persatuan bersama untuk memperjuangkan dan mempertahankan demokrasi ini agar tidak kembali ke era otoriteritarian seperti era masa orde baru," kata dia.

Dengan adanya kesamaan pemikiran tersebut, Masinton pun tidak menutup kemungkinan terjadinya koalisi antar-kedua pasangan capres, jika pemilihan presiden berlangsung dua putaran.

"Jadi di kalangan akar rumput ada suara untuk bergabung. Apapun itu spektrum politik kita, demokrasi harus kita selamatkan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI