Tiba-tiba saja, lemari itu rubuh menimpa tubuh Eva. Darah terlihat mengalir dari bawah lemari. Anies Baswedan saat itu baru keluar dari kamar kecil.
Ia tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Hanya saja Anies melihat ada darah mengalir di lantai. Ia kaget. Sepupunya menjerit. Mereka lalu memanggil orang tua mereka yang ada di restoran.
Eva langsung dievakuasi ke rumah sakit sementara Anies dan sepupu-sepupunya dipulangkan ke rumah. Sayang nyawa Eva tidak bisa diselamatkan saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Peristiwa ini membuat orang tua Anies Baswedan syok. Aliyah sering pingsan dan menangis jika teringat kenangan bersama sang anak.
Aliyah mengalami gangguan stres pascatrauma. Aliyah sampai harus berobat ke psikiater untuk menyembuhkan gangguan kejiwaannya.
Tak hanya Aliyah, Anies dan Iwan juga sangat terpukul atas kepergian Eva. Iwan kerap menangis ketika melihat anak-anak perempuan bermain. Anies pun begitu sering tiba-tiba menangis sendiri.
Peristiwa ini sangat membekas di hati Aliyah dan Anies Baswedan. Aliyah selalu menangis setiap menceritakan kejadian traumatis ini walau sudah terjadi puluhan tahun lalu.
Pun dengan Anies Baswedan yang susah menceritakan peristiwa pilu ini walau sudah dewasa.
Baca Juga: Pria Probolinggo Ancam Tembak Anies Ditangkap, Begini Kesaksian Keluarga Pelaku