Peristiwa Paling Traumatis dalam Hidup Anies Baswedan

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Sabtu, 13 Januari 2024 | 21:49 WIB
Peristiwa Paling Traumatis dalam Hidup Anies Baswedan
Ilustrasi Anies Baswedan. Peristiwa paling traumatis dalam hidup Anies Baswedan. [Suara.com/Rakha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden (capres) Anies Baswedan pernah punya pengalaman paling traumatis dalam hidupnya. Yaitu saat ia harus kehilangan sang adik, Haiva atau Eva.

Anies Baswedan adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adik-adiknya ialah Haiva (Eva), Ridwan (Iwan) dan Abdillah (Dillah).

Namun adiknya yang bernama Eva meninggal dunia di usia belia. Kematian Eva sangat membekas di hati Anies Baswedan dan keluarga. Sebab Eva meninggal secara tragis.

Kisah ini diceritakan dalam buku "Ketika Anies Baswedan Memimpin: Menggerakkan, Menginspirasi" karya Muhammad Husnil.

Baca Juga: Pria Probolinggo Ancam Tembak Anies Ditangkap, Begini Kesaksian Keluarga Pelaku

Ceritanya saat itu Rasyid dan Aliyah, orang tua Anies Baswedan, membawa anak-anaknya liburan ke Jakarta pada Desember 1978.

Anies Baswedan dan adik-adiknya dititipkan ke rumah Badriyah, kakak Aliyah. Sementara Rasyid dan Aliyah harus kembali ke Yogykarta karena ada pekerjaan yang mesti diselesaikan.

Pada 29 Desember 1978, Anies dan adik-adiknya diajak menjemput paman mereka, Saleh, yang baru pulang menunaikan ibadah haji.

Berangkatlah Anies, Eva dan Iwan ke Bandara Halim Perdanakusuma, bersama keluarga besarnya menjemput sang paman.

Sambil menunggu kedatangan Saleh, Eva dan sepupu-sepupunya bermain di luar. Sampailah mereka di dekat tangga menuju ruang atas yang biasa digunakan pengunjung melihat sanak saudara yang baru turun dari pesawat.

Baca Juga: Anies Baswedan Ciptakan Rekor saat Dialog dengan Kadin, Prabowo dan Ganjar Lewat

Tangga itu ditutup pihak bandara menggunakan lemari dari kayu jati berbentuk huruf F. Saat Eva dan para saudaranya asyik bermain, datang seseorang menaruh map di atas lemari.

Tiba-tiba saja, lemari itu rubuh menimpa tubuh Eva. Darah terlihat mengalir dari bawah lemari. Anies Baswedan saat itu baru keluar dari kamar kecil. 

Ia tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Hanya saja Anies melihat ada darah mengalir di lantai. Ia kaget. Sepupunya menjerit. Mereka lalu memanggil orang tua mereka yang ada di restoran.

Eva langsung dievakuasi ke rumah sakit sementara Anies dan sepupu-sepupunya dipulangkan ke rumah. Sayang nyawa Eva tidak bisa diselamatkan saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

Peristiwa ini membuat orang tua Anies Baswedan syok. Aliyah sering pingsan dan menangis jika teringat kenangan bersama sang anak.

Aliyah mengalami gangguan stres pascatrauma. Aliyah sampai harus berobat ke psikiater untuk menyembuhkan gangguan kejiwaannya.

Tak hanya Aliyah, Anies dan Iwan juga sangat terpukul atas kepergian Eva. Iwan kerap menangis ketika melihat anak-anak perempuan bermain. Anies pun begitu sering tiba-tiba menangis sendiri.

Peristiwa ini sangat membekas di hati Aliyah dan Anies Baswedan. Aliyah selalu menangis setiap menceritakan kejadian traumatis ini walau sudah terjadi puluhan tahun lalu.

Pun dengan Anies Baswedan yang susah menceritakan peristiwa pilu ini walau sudah dewasa. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI