Ditemui usai blusukan, Atikoh menyampaikan, jika dirinya melakukan blusukan untuk memantau harga di Pasar.
"Pertama memantau pasar ya yang ada di Palembang ini, cek harga kebutuhan pokok, ada kenaikan atau tidak. Ternyata realatif sama dengan tempat-tempat lain," kata Atikoh.
Kendati relatif masih sama dengan harga-harga di Pasar lainnya, Atikoh menemukan fakta jika harga sayur-sayuran alami kenaikan.
"Di sini tadi sayur-sayuran ternyata naik juga. Terutama bahan untuk pembuatan pempek, seperti timun, itu kan hampir setiap hari mereka pakai, terus sagu, ikan, meskipun itu menjadi bahan baku untuk pembuatan pempek tapi harganya relatif stabil," tuturnya.
Selain itu, Atikoh mengaku juga dikeluhkan pedagang mengenai kehidupannya sehari-hari masih mengalami kesulitan. Terutama kesulitan dalam mengakses bantuan sosial.
"Tadi beberapa sempat ada yang mengatakan kemampuan untuk membeli bahan pokok, terus keluhan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Terus tadi ada juga ibu yang mengeluh tidak mendapatkan manfaat dari bansos-bansos sama masalah pendidikan," ujarnya.
"Tadi sembari saya itu memantau harga ada beberapa yang menyampaikan aspirasi seperti itu, tapi ada juga pedagang ya sama sih seperti di tempat lain, ingin adanya kestabilan harga, sehingga mereka akan lebih mudah menerapkan harga-harga jual mereka juga," sambungnya.
Ditemui terpisah, Dwi pedagang sayur di Pasar 26 Ilir, mengatakan, jika harga tomat misalnya mengalami kenaikan.
"Kalau kenaikan harga cuma ada tomat. Tomat biasanyo 6 atau 5 ribu sekilo, ini sekarang 20 ribu sekilo," kata Dwi.
Baca Juga: IKN Jadi Pusat Gravitasi Baru, Ganjar-Mahfud Bakal Perkuat Pertahanan Indonesia
"Naiknya tinggi nian. Jadi orang mau beli ini juga berpikir kan mau beli tomat ini kan. Karena keadaan orang-orang masyarakat ini kan waduh mahal kali katanya tomat ini," sambungnya.