Dampak Politik Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, Diprediksi Repotkan Mesin PKB Di Jatim

Kamis, 11 Januari 2024 | 06:39 WIB
Dampak Politik Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, Diprediksi Repotkan Mesin PKB Di Jatim
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. (Dok: Pemprov Jatim)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Khofifah Indar Parawansa dipastikan bakal mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Hal itu setelah Gubernur Jawa Timur itu mengisi posisi juru kampanye nasional atau jurkamnas Prabowo-Gibran.

Surat keputusan Khofiah Indar Parawansa menjadi jurkamnas baru diteken Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani pada Rabu (10/1/2024). Melalui pernyataan Rosan, diketahui Khofifah sekaligus ditempatkan di struktur Dewan Pengarah TKN.

Rosan mengaku amat bersyukur atas bergabungnya Khofifah. TKN Prabowo-Gibran, bahkan langsung mematok kemenangan besar di wilayah Jawa Timur dengan perolehan suara 65 persen untuk Prabowo-Gibran.

Apakah memang target tersebut realistis dan dapat dicapai lewat turun gunungnya Khofifah sebagai jurkamnas?

Baca Juga: TKN Pastikan Keinginan Khofifah All Out Jadi Jurkam Prabowo-Gibran dari Inisiatif Sendiri

Menjawab itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirk Umam punya analisis terkait dampak politik dukungan Khofifah.

Menurut dia, target TKN tersebut memang tidak muluk-muluk bila melihat latar belakang Khofifah. Sebab, menurut Umam, keberadaan Khofifah memang bisa mendorong elektabilitas Prabowo-Gibran.

"Dukungan politik Gubernur Jawa Timur Khofifah jelas akan memboosting elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Timur, yang selama ini menjadi medan pertarungan terbuka sekaligus menentukan potensi kemenangan Pilpres mendatang," kata Umam dalam keterangannya, Kamis (11/1/2024).

Umam menyampaikan, salah satu simpul kekuatan politik Jawa, khususnya Jawa Timur adalah basis pemilih Nahdliyyin. Dukungan Khofifah pada Prabowo-Gibran, menurut dia, akan membantu mengonsolidasikan simpul-simpul kekuatan politik Nahdliyyin untuk mempertebal kekuatan elektoral Prabowo-Gibran di Jawa Timur.

Dia bilang, Khofifah tentu akan membukakan pintu lebar-lebar bagi TKN Prabowo-Gibran untuk penetrasi lebih efektif ke basis-basis pesantren.

Baca Juga: Khofifah Resmi Jadi Jurkamnas Prabowo-Gibran, Rosan: SK Sudah Ditandatangani

"Ya meskipun loyalitas politik terhadap kiai tidak sekuat dulu, tapi kampanye di jaringan pesantren tetap dibutuhkan untuk megoptimal penguasaan massa riil berbasis santri, alumni pesantren, hingga orang tua santri," kata Umam.

Di sisi lain, pergerakan TKN Prabowo-Gibran dengan bantuan Khofifah tersebut tentu akan membuat repot Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tengah melakukan upaya serupa untuk pemenangan pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

"Dukungan Khofifah kepada Prabowo-Gibran akan merepotkan mesin politik PKB di kubu AMIN yang saat ini menggantungkan mesin politiknya pada jaringan pesantren dan masyarakat Nahdliyyin. Tekanan terhadap mesin politik PKB di basis NU juga semakin kuat, ketika elite pengurus PBNU sendiri dirasa tidak sejalan dengan kepentingan politik pencawapresan Cak Imin," tutur Umam.

Melihat dinamika terkini, basis elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Timur memang relatif cukup kompetitif. Hal itu tidak terlepas karena peran partai-partai politik di Koalisi Indonesia Maju. Terutama melalui mesin politik tiga partai yang menjadi aktor di Jawa Timur, yakni Gerindra, Demokrat, dan Golkar

Kata Umam, mesin politik Gerindra Jatim sendiri lebih banyak dijalankan oleh jaringan mantan politisi PKB yang dulu memisahkan diri (mufaroqoh) ketika terjadi konflik internal di PKB.

"Karena itu bisa dipahami mengapa cukup banyak pesantren di wilayah Tapal Kuda, Mataraman dan Arek yang saat ini mendukung Prabowo-Gibran," katanya.

Sementara itu, dua mesin politik yang selama ini mendominasi Jatim, yakni PDIP dan PKB sebagai representasi kekuatan politik abangan dan santri, saat ini terpecah di dua gerbong koalisi yang berbeda.

"Namun demikian, konstalasi politik Jawa Timur masih dinamis. Momentum 1,5 bulan ke depan bisa dimanfaatkan oleh masing-masing paslon untuk mengonsolidasikan kekuatan politiknya," ujarnya.

"Mengingat Jatim adalah battle field terbuka dalam Pilpres, maka jika ada paslon bisa menggabungkan mayoritas jaringan politik nasionalis dan politik santri di Jatim, besar kemungkinan Paslon itu akan memenangkan kontestasi Pilpres di tingkat nasional," imbuh Umam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI