Bagaimana Strategi Garda Samudra yang Dicanangkan Ganjar?

Rabu, 10 Januari 2024 | 20:23 WIB
Bagaimana Strategi Garda Samudra yang Dicanangkan Ganjar?
Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo memberikan pemaparan saat Debat Capres Ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden atau capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mencanangkan Garda Samudra, strategi untuk memposisikan Indonesia sebagai stabilisator yang mampu berperan lebih di kawasan.

Ganjar menyebut strategi Garda Samudra tersebut akan ditopang oleh alutsista siap tempur. Strategi tersebut dicanangkan Ganjar dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Kita perlukan garda samudra sebagai strategi baru dari poros maritim dunia. Seratus persen pesawat kita mesti siap tempur, alutsista kita mesti siap tempur, dan zero toleransi untuk kecelakaan pada alutsista kita," kata Ganjar dikutip Rabu (10/1/2024).

Sementara itu, Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto menjelaskan, Garda Samudra akan dipimpin oleh Bakamla sebagai penjaga perbatasan (coat guard).

Baca Juga: Usai Acara PDIP, Ganjar Pranowo Langsung ke Brebes, Janjikan Pupuk Subsidi ke Petani

Selama ini, kewenangan penegakan hukum di laut terluar tersebar ke banyak kementerian dan lembaga.

“Hal ini dilakukan agar pengamanan laut lebih terarah. Kami akan terus mengawal kepentingan nasional kita di laut karena kita negara maritim,” ujar Andi.

Terpisah, Senior Fellow CSIS Rizal Sukma menjelaskan, Indonesia memiliki posisi strategis yang membuat posisi negara ini rawan terhadap ancaman dan tekanan eksternal.

Ia menilai, kehadiran Garda Samudra bisa membuat Indonesia mampu menjaga posisi strategis dari peningkatan ketegangan antarnegara besar yang dapat dicapai melalui peningkatan kapasitas apenangkalan wilayah.

“Kepentingan strategis yang harus dicapai adalah memastikan ALKI dan laut indonesia secara umum tidak dimanfaatkan untuk kepentingan negara hegemon. Menjadi Garda Samudra juga akan menjadikan Indonesia lebih lebih leluasa memainkan peran sebagai stabilisator yang menawarkan solusi konkret atas berbagai permasalahan kawasan,” katanya.

Baca Juga: Eca Aura Blak-blakan Masih Simpan Pemberian Mantan Pacar: Gak Sopan Kalau Dibalikin

Masih membahas hal yang sama, Wakil Ketua Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud Andhika Perkasa menerangkan, kenaikan anggaran di pertahanan yang ditargetkan di atas 2 persen.

Tidak hanya mengenai dana yang digunakan untuk membeli senjata guna meningkatkan kapabilitas pertahanan atau yang sering dikenal dengan modernisasi alutsista.

Dia menjelaskan, orang-orang terkadang relatif luput bahwa anggaran pertahanan juga dipakai untuk belanja pegawai dan pemenuhan kesejahteraan prajurit.

Terdapat beberapa tipologi persentase anggaran pertahanan sebuah negara terhadap PDB, yaitu reduction dengan perkiraan anggaran >1 persen dari PDB, maintenance yang mencapai anggaran 1-1,2 persen dari PDB, modernisation sekitar 1,2-2 persen dari PDB, arms build-up 2-2,5 persen dari PDB, dan arms race >3 persen dari PDB,” terang Andika.

“Kami ingin Indonesia berada di tahap modernisasi, dengan anggaran pertahanannya mencapai 1,2-2 persen dari PDB. Sementara itu, Indonesia saat ini masih berada di tahap reduction, dengan anggaran pertahanan kurang dari 1 persen dari PDB,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI