Suara.com - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Saleh Partaonan Daulay menyoroti sikap provokatif dan data yang salah yang disampaikan Anies Baswedan di dalam debat calon presiden, Minggu (7/1).
Ia lantas meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberikan sanksi tegas.
Bawaslu diminta memberikan sanksi tegas terhadap para pasangan calon yang memberikan data tidak benar di dalam debat. Saleh berpandangan tidak pantas seorang capres dan cawapres menyampaikan data salah apalagi sampai menyesatkan.
"Kemarin itu, Pak Anies tidak hanya menyampaikan data salah dan provokatif. Tetapi sangat terasa bahwa sebelum debat semuanya sudah dipersiapkan. Data sudah disusun dengan target menjatuhkan dan mempermalukan Prabowo. Tindakan seperti ini sangat tidak pantas dan jauh dari adat istiadat dan nilai-nilai ketimuran," tutur Saleh kepada wartawan, Rabu (10/1/2024).
Baca Juga: Profil Lengkap Said Aqil, Eks Ketum PBNU Bak Benarkan Cak Imin Soal Ulama Bisa Dibeli Demi Politik
Saleh memandang, banyak data yang salah hingga menyesatkan disampaikan Anies di dalam debat.
Paling tidak, menurutnya, ada dua data yang salah dan fatal. Pertama, saat Anies mengatakan Rp 700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan dibelikan alutsisra bekas. Kedua, sorotan Anies terhadap lahan 340 ribu hektar yang dikuasai calon presiden nomor 2 Prabowo Subianto.
"Soal anggaran, adalah sangat menyesatkan jika disebut semuanya membeli alutista bekas. Padahal, anggaran tersebut adalah anggaran untuk 5 tahun kementerian pertahanan. Dan itu dipergunakan secara kolektif oleh TNI AD, AU, AL, dan biaya yang dibutuhkan untuk operasional dan kesejahteraan prajurit," kata Saleh.
Saleh menegaskan, sorotan Anies atas kepemilikan tanah yang disebut juga salah dan jauh dari kebenaran.
Ia mengatakan selain jumlah luas lahan yang salah, tanah yang dimaksud sudah dikembalikan ke negara beberapa tahun lalu. Ia berujar, bila kepemilikan itu masih terjadi, tidak ada satu aturan pun yang dilanggar.
Baca Juga: Cak Imin Ungkap Ada Operasi Berduit ke Kiai PKB, Said Aqil: Banyak Ulama Bisa Dibeli
"Dari kedua kasus ini saja, sudah kelihatan ada niat buruk dari Anies untuk menjatuhkan dan mempermalukan Prabowo. Selain data yang salah, semua menangkap kesan ada upaya mempermalukan Prabowo. Maka tidak heran sekarang ini banyak video ibu-ibu yang menangis dan viral di medsos karena merasa iba dan kasihan kepada Prabowo," tutur Saleh
"Jangan nanti muncul fitnah lagi kalau Prabowo playing victim. Sedikit pun tidak ada niat untuk itu. Tetapi faktanya memang Prabowo menjadi korban bulliying," sambungnya.
Berdasarkan penuturan terkait sikap Anies di dalam debat, TKN Prabowo-Gibran Desak Bawaslu untuk segera mengambil tindakan tegas kepada Anies.
"Jika tidak diproses, perbuatan seperti ini dikhawatirkan akan berulang lagi. Sangat tidak baik bagi peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia. Sebab, semua pasti merasa bahwa bulliying seperti adalah perbuatan jahat. Tidak pantas dilakukan oleh siapa pun, apalagi oleh calon-calon pemimpin nasional," kata Saleh.