Suara.com - Istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti blusukan ke Pasar Tempel Way Dadi di Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung, pada Rabu (10/1/2024).
Siti Atikoh ke lokasi usai dirinya berolahraga bersama ratusan kader partai pengusung dan sukarelawan paslon 3 Ganjar-Mahfud di kompleks Stadion Sumpah Pemuda, Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung.
Berdasarkan pantauan Suara.com, Atikoh setibanya di pasar dan langsung memborong sayuran yang dijual pedagang di area depan. Barang pokok itu kemudian dibagikan oleh ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu kepada warga sekitar.
Atikoh selama di pasar juga terlihat mendatangi ibu penjual jamu tradisional dan berdialog membahas situasi perdagangan lokal.
Baca Juga: Pakai Jas Banteng, Ganjar Hadiri Perayaan HUT ke-51 PDIP Tanpa Mahfud MD
"Biasanya jualan di sini habis terus," tanya dia kepada ibu penjual jamu.
"Iya, alhamdulillah habis," jawab si ibu.
Atikoh selanjutnya menanyakan produk yang cepat laris dibeli warga yang datang ke Pasar Way Dadi dan dijawab jenis kunyit asam oleh penjual.
"Ya, sudah. Saya kunyit asem, tetapi dibungkus, ya. Biar sehat, biar strong," kata dia.
Atikoh dari pedagang jamu terlihat mendatangi seorang pedagang tempe dan tahu yang berada di area dalam pasar.
"Wah, ini favoritku," kata Atikoh sembari menunjuk tempe yang dijual seorang pedagang.
Ia kemudian menanyakan harga tempe dan tahu kepada para pedagang, termasuk mencari informasi soal biaya kedelai.
Kemudian ia melanjutkan blusukan dengan bertemu dengan pedagang kue, cabai, dan sayur untuk mencari tahu harga komoditas tersebut.
Atikoh mengaku menyerap aspirasi selama berada di pasar seperti sulitnya ibu pengojek tradisional yang kesulitan memakai aplikasi antar jemput.
"Tadi kami sudah koordinasi dengan teman-teman yang ada di Lampung untuk memberikan pelatihan untuk bagaimana mereka bisa beralih ke teknologi, hambatannya dimana," kata dia.
"Mungkin memang terkadang kalau yang usianya sudah tidak terlalu muda itu untuk belajar teknologi itu memang agak memerlukan waktu," kata Atikoh.
Selama di pasar juga mendengar aspirasi soal harga kebutuhan pokok seperti beras yang ternyata masih terjangkau.
"Kemudian terkait dengan harga-harga di Lampung, menurut saya, relatif terjangkau, seperti beras itu Rp 14 ribu, itu kemudian sayur-sayuran ini harganya agak rendah, lagi agak turun karena lagi banyak panen. Kalau yang komoditas yang lain relatif stabil," kata Atikoh.