Prabowo Pilih Perut Meledak Dibanding Buka Rahasia, Dedi Mulyadi: Itu Falsafah Orang Sunda

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 10 Januari 2024 | 09:33 WIB
Prabowo Pilih Perut Meledak Dibanding Buka Rahasia, Dedi Mulyadi: Itu Falsafah Orang Sunda
Prabowo Subianto di Palembang, Sumsel [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasca debat ketiga Pilpres 2024 calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dianggap tak terprovokasi meski mendapat serangan bertubi-tubi dari Anies Baswedan ataupun Ganjar Pranowo.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwah pasangan Gibran Rakabuming Raka itu tak terprovokasi dengan pertanyaan menyudutkan. Hal ini yang menurutnya berpotensi membuat Prabowo-Gibran bisa menang satu putaran.

Baca Juga: 

Cak Imin Ungkap Ada Operasi Berduit ke Kiai PKB, Said Aqil: Banyak Ulama Bisa Dibeli

“Kenapa Pak Prabowo selalu diganggu, diprovokasi? Karena Prabowo-Gibran sangat berpotensi menang satu putaran, maka semua capres melakukan hal-hal yang di luar substansi,” ujarnya.

Prabowo pun disebut tetap keukeuh saat disinggung masalah pertahanan negara. Para pendukungnya menyebut bahwa Prabowo tak bisa terlalu terbuka membicarakan pertahanan negara pada debat ketiga Pilpres 2024 itu.

Dedi Mulyadi salah satu politikus Gerindra menyebut bahwa Prabowo menjalankan falsafah orang Sunda yakni, 'Kajeun bucat beuteung daripada bucat dina biwir'.

Menurut Dedi, Prabowo memilih untuk perut meledak alias mati dibanding harus membuka rahasia secara terbuka lewat lisannya.

"Falsafah orang Sunda terkait dengan rahasia itu adalah "Kajeun bucat beuteung daripada bucat dina biwir"," kata Dedi Mulyadi lewat akun X miliknya.

Baca Juga: Timnas AMIN: Untuk Apa Koalisi Bareng Kubu 03 Kalau Kami Menang Putaran Pertama?

"Maksudnya, lebih baik perut meledak (mati), daripada sebuah rahasia harus terbuka melalui lisan," tambah Dedi Mulyadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI