Sebut Data Pertahanan Seperti Toko Kelontong, Ganjar Balas Ucapan Jokowi: Sengaja Tak Ditampilkan?

Selasa, 09 Januari 2024 | 16:46 WIB
Sebut Data Pertahanan Seperti Toko Kelontong, Ganjar Balas Ucapan Jokowi: Sengaja Tak Ditampilkan?
Sebut Data Pertahanan Seperti Toko Kelontong, Ganjar Balas Ucapan Jokowi: Sengaja Tak Ditampilkan? [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo merespons soal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai data pertahanan yang tidak bisa semua dibuka seperti toko kelontong.

Menurutnya, Ganjar hanya meminta data umum yang bisa disampaikan secara umum. Sehingga bukanlah, data pertahanan yang bersifat tertutup atau tidak bisa dikemukakan.

“Oh tidak, saya tidak (meminta) memberikan data, makanya kemarin yang saya sampaikan itu data luar negeri terkait dengan indeks, beberapa indeks. Indeks pertahanan dan sebagainya dan itu data umum bukan data dari dalam negeri,” kata Ganjar saat ditemui di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).

Ganjar mengatakan, hanya satu data dari dalam negeri yang ditanyakan kepada capres nomor urut 2 Prabowo Subianto pada saat debat capres terkait kekuatan pokok minimum (MEF).

Baca Juga: Bedanya Debat Capres 2024 dengan 2019, Netizen: Lebih Adem Prabowo vs Jokowi, Kesederhanaan Itu Terlihat

Capres Ganjar Pranowo dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di rakernas PDIP, Jumat (29/9/2023). (tangkap layar)
Capres Ganjar Pranowo dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di rakernas PDIP, Jumat (29/9/2023). (tangkap layar)

“Hanya berapa persen. Bener enggak segini? hanya itu saja. Tapi larinya malah ke mana-mana, enggak, saya enggak bongkar-bongkar. Bahkan saya sekarang ikuti di media wah ini rahasia,” ungkapnya.

Capres berambut putih ini menyebut data yang dia paparkan pada saat debat sudah tidak tertera di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan berasal dari sumber lainnya.

“Saya waktu mencari data itu saya tidak menemukan di Kemenhan, tidak menemukan. Justru kita bertanya-tanya apakah karena ini tidak ada buku putih pertahanan sehingga kita blank tidak bisa membaca, ataukah sengaja tidak ditampilkan,” jelasnya.

“Justru kemarin itu kita ingin membuka, maka kalau ada yang mengatakan tidak mengedukasi saya edukasi, eh kita tidak punya buku putih pertahanan loh. Dan di seluruh dunia ada, maka kita menjadi tidak jelas maka berubah-ubah. Maka saya sampaikan perencanaannya harus bottom up," ujarnya

Lebih lanjut, Ganjar menyatakan dalam debat kemarin dirinya tidak pernah bermaksud untuk menyerang secara personal kepada calon presiden manapun. Dia ingin debat berlangsung interaktif, di mana ada adu argumen dari setiap calon presiden.

Baca Juga: Timnas AMIN Ralat Soal Anggaran, Jubir Prabowo Kasih Jawaban Menohok: Watak Jahat!

“Kalau saya rasanya tidak pernah sekalipun menyerang Pak Prabowo dan Mas Anies? Secara pribadi itu enggak itu, semua kebijakan kok. Karena saya memang akan mengedukasi. Semua yang saya sampaikan visi-misi, bagaimana diplomasi internasional kita, bagaimana kelembagaan kita, bagaimana kita fighting pada kondisi hari ini,” pungkasnya.

Data Pertahanan Rahasia Negara

Sebelumnya, Jokowi mengatakan data pertahanan, termasuk alutsista tidak dapat dibuka seluruhnya. Ini dikarenakan menyangkut strategi besar negara.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi. [YouTube Sekretariat Presiden]
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. [YouTube Sekretariat Presiden]

Hal itu disampaikan Jokowi menyoal adanya calon presiden yang meminta data pertahanan dibuka secara transparan kepada publik dalam debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024) malam.

"Nggak bisa semuanya dibuka kayak toko kelontong, nggak bisa, nggak bisa, ya," kata Jokowi di sela kunjungan kerja di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).

Jokowi menuturkan, banyak hal yang berkaitan dengan pertahanan memang harus dirahasiakan karena menyangkut keamanan negara.

"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka, tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan karena ini menyangkut sebuah strategi besar negara," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI