Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution tidak diundang dalam perayaan HUT ke-51 PDIP. Sebab, keduanya kini tak lagi menjadi kader PDIP lantaran berbeda haluan dalam Pilpres 2024.
Menurutnya, berdasarkan aturan Pemilu, Capres-Cawapres diusung oleh partai politik dan koalisinya. Lantaran tak mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDIP, Gibran dan Bobby tak lagi dianggap sebagai kader.
"Terkait Mas Gibran, nasibnya sama seperti Mas Bobby. Karena berdasarkan konstitusi, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusung partai politik dan gabungan partai politik," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Senin (8/1/2024).
"Partai tidak boleh mengusung dua orang. Maka keanggotaannya berdasarkan Konstitusi negara dan partai politik itu secara otomatis sudah berakhir," jelasnya.
Baca Juga: Main Bola Bareng Raffi Ahmad di Maluku, Rambut Baru Gibran Lepek Kena Hujan
Kendati demikian, Hasto mempersilakan siapa saja termasuk Gibran dan Bobby jika ingin menyaksikan pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang disiarkan secara langsung lewat berbagai saluran ke semua daerah di Indonesia.
"Tetapi kalo mau dengan (menyaksikan) pidato karena disiapkan live streaming ulang tahun PDIP boleh," terangnya.
HUT ke-51 PDIP
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto menjelaskan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDIP 10 Januari 2024 mendatang. Rencananya, acara utama akan diadakan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pukul 10.00 WIB.
Ia menyebut lokasi dipilih berdasarkan Sekolah Partai PDIP menjadi tempat mendidik kader mengenai berbagai nilai penting yang dianut partai lambang banteng itu. Selain itu, perayaan kali ini akan mengangkat tema Satyam Eva Jayate yang artinya Kebenaran Pasti Menang.
Baca Juga: Jokowi ke Luar Negeri Saat Perayaan HUT ke-51 PDIP, Hasto: VVIP Kami Rakyat
"Sekolah partai merupakan tempat untuk mendidik kader-kader partai yang punya moralitas dan etika politik yang baik, memiliki komitmen kerakyataan menjadikan falsafah Pancasila dengan komitmen pembebasan nasib wong cilik terus menerus di perjuangkan oleh seluruh kader partai," ujar Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Senin (8/1).
Selain itu, Sekolah Partai PDIP juga disebutnya menggambarkan ideal tentang politik kekinian yang diwarnai dengan oleh praktik-praktik deriberalisasi yang seharusnya menempatkan kedaulatan berada di tangan rakyat.
Namun, yang terjadi saat ini justru diwarnai oleh berbagai bentuk intimidasi, ancaman terhadap kualitas demokrasi yang seharusnya rakyat menjadi orientasi bagi seluruh partai politik dan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Sehingga gambaran ideal dari sekolah partai ditunjukan," terang Hasto.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa peringatan HUT ke-51 PDIP akan dilaksanakan secara sederhana tetapi khidmat. Hal ini mengingat ini bersamaan dengan Pemilu legislatif dan Pemilu presiden.
Karena itu, tidak banyak orang yang akan diundang nantinya ke acara utama ini.
"Sehingga yang diundang nanti hanya 51 orang sesuai dengan usia PDIP," ujar Hasto.
Kemudian, kata Hasto, acara diikuti secara daring oleh seluruh kader PDI Perjuangan dan simpatisan partai dan Satgas Partai, Anak Ranting, Ranting, PAC, DPC dan DPD seluruh Indonesia, seluruh calon anggota legislatif, seluruh kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri akan menyampaikan pidato politiknya kepada seluruh jajaran kader partai.
"(Seluruh kader) mengikuti secara daring terhadap acara yang diadakan di sekolah partai untuk mendengarkan pidato politik dari Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri," pungkasnya.