Suara.com - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menyinggung pihak-pihak yang asal bicara tanpa menggunakan data. Hal itu disampaikan Prabowo dalam paparan visi misi dan program pada debat ketiga Pilpres 2024.
Menurut Prabowo, pihak yang berbicara tanpa data itu terdorong ambisi.
"Saudara-Saudara sekalian, kita bertekad harus punya pertahanan yang kuat. Mungkin ada yang asal bicara tanpa data, iya kan? Mungkin didorong ambisi menggebu-gebu sehingga tidak objektif," kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Prabowo menekankan dirinya yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan berpegang kepada doktrin strategis nasional.
Baca Juga: Anies Baswedan Ingin Kebudayaan Dan Kesenian Bisa Jadi Fenomenal Dunia
"Dan semuanya adalah atas dasar kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia dan saya mampu mempertanggungjawaban dan saya berkeyakinan hanya dengan pertahanan yang kuat kita akan dihormati kita akan menjaga kepentingan nasional kita," tutur Prabowo.
Sebelumnya, capres nomor urut 1, Anies Baswedan menyindir kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Dia mengatakan bahwa terjadi ironi berupa bobolnya sistem Kementerian Pertahanan oleh hacker pada 2023.
Untuk itu, Anies mengaku ingin menggunakan anggaran negara untuk memperkuat pertahanan Indonesia
“Karena itu kita ingin mengembalikan dan 700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu, justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas di saat tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas sementara menterinya Pak Jokowi punya lebih dari 340 hektar tanah di republik ini,” kata Anies di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Baca Juga: All In Prabowo, Hotman Paris Yakin Prabowo Gibran Menang Satu Putaran
Selain itu, dia juga menyoroti food estate yang juga dikerjakan oleh Prabowo dengan menyebut hal tersebut sebagai kebijakan yang hanya menguntungkan pengusaha.
“Tambah lagi food estate singkong yang menguntungkan kroni, merusak lingkungan dan tidak menghasilkan, ini harus diubah,” ujar Anies.
“Kami akan memulai dengan kepemimpinan yang menjunjung tinggi etika, kepemimpinan yang mengandalkan data informasi kapasitas yang serius. Kita ingin republik ini berperan di level global, dijaga secara serius untuk rumah tangga, untuk nasional sehingga kewibawaan kita adalah kewibawaan berdasarkan kekuatan. Untuk itu, kita butuh perubahan,” tandas dia.