Janji Konser Tidak Dipersulit Bila Jadi Presiden, Anies: Banyak yang Nakut-nakutin

Sabtu, 06 Januari 2024 | 04:05 WIB
Janji Konser Tidak Dipersulit Bila Jadi Presiden, Anies: Banyak yang Nakut-nakutin
Pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) dalam acara Resolusi Indonesia di Tennis Indoor Senayan, Jumat (5/1/2024). [Suara.com/Fakhri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan angkat bicara soal kekhawatiran bila dirinya menjadi presiden maka izin konser akan dipersulit.

Menurut Anies, kekhawatiran itu muncul lantaran banyak pihak yang mencoba menjatuhkan citranya dengan cara menakut-nakuti.

Lebih lanjut, ia mencontohkan saat Pilkada DKI ada yang menyebut bahwa dirinya akan mempersulit perizinan membangun gereja.

"Kalau di masa kampaye banyak yang nakut-nakutin. Iya, zaman dulu di Jakarta juga gitu. Banyak sekali yang nakut-nakutin. Nanti kalau Anies jadi gubernur IMB rumah ibadah susah. Yang terjadi sebaliknya. Justru semuanya berhak mendapatkan IMB," ujar Anies dalam acara Resolusi Indonesia di Tennis Indoor Senayan, Jumat (5/1/2024).

Baca Juga: Pasangan AMIN Kompak 'Roasting' Cawapres Jalur Paman, Cak Imin: Nggak Bahaya Ta?

Anies pun memastikan, tidak akan mempersulit gelaran konser bila terpilih menjadi presiden. Ia mengaku sudah memiliki rekam jejak mendukung berbagai kegiatan hiburan saat duduk di kursi DKI 1.

"Kami malah berharap, di Jakarta itu bikin Jakarta International Stadium dipakai Nidji konser di situ, Dewa konser di situ. Jakarta penuh dengan konser kemarin, kenapa jadi khawatir besok nggak ada konser?" ucapnya.

Namun, ia mengaku tidak ingin menghalangi pihak manapun yang ingin menyampaikan pendapat asalkan sesuai dengan aturan dan ketentuan. Namun, bukan berarti protes seperti yang dilakukan FPI terkait konser akan diikuti olehnya.

"Itu adalah hak dia mengungkapkan pendapatnya. Negara bukan melarang berdasarkan protes, negara melarang bila melanggar peraturan. Kebebasan dibolehkan, itu prinsip demokrasi," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengkritisi dukungan forum ijtimak ulama yang turut mendapatkan lampu hijau dari FPI kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

Baca Juga: Jawab Protes Cak Imin Soal Dua Panelis Debat dari Unhan, Ketua KPU: Kami Yakin Mereka Punya Integritas

Trubus mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kebiasaan lama FPI yang penuh kontroversi akan kembali muncul jika AMIN menang.

Kebiasaan Lama

Kebiasaan lama yang dimaksud yakni melakukan razia di tempat hiburan malam hingga menolak konser dengan alasan bertentangan dengan Syariat Islam. Cara ini disebut Trubus merupakan identitas FPI yang sebenarnya.

Kegiatan FPI yang menuai kontroversi itu, belakangan tak pernah dilakukan lantaran ditentang pemerintah saat ini. Hingga akhirnya, FPI dibubarkan lantaran tak diperpanjang izinnya.

"Ya kalau lihat rohnya atau jiwanya dari FPI itu sendiri yang sangat ketat dalam syariat Islam bisa jadi. Itu sangat mungkin. karena itu sudah menjadi identitas dari FPI sendiri," ujar Trubus saat dihubungi, Rabu (3/1/2024).

"Jadi sejenis konser-konser itu pasti dilarang karena itu bagian dari kemaksiatan dari adanya perilaku maksiat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, itu menurut pemahaman mereka," ucapnya menambahkan.

Tak hanya itu, ia mengaku khawatir nantinya jika FPI mulai menggunakan cara lama ini maka akan muncul polarisasi di tengah umat islam. Sebab, banyak juga umat islam yang tak setuju dengan cara FPI ini.

"Karena itu, kalau pak Anies menang akan sangat berbahaya karena itu (cara lama FPI) akan munculnya polarisiasi Islam sendiri," tuturnya.

Lebih lanjut, Trubus pun menyarankan adanya minimalisir potensi ini jika AMIN menang. Apalagi, saat ini Arab Saudi yang merupakan acuan negara islam sendiri sudah lebih sekuler dan menerima budaya luar.

"Jadi apakah dengan kondisi di induknya sudah berubah apakah mereka mssih menerapkan itu jadi pertanyaan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI