Suara.com - Ketua Umum Perindro Hary Tanoesoedibjo mempertanyakan program kampanye calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto yang akan mengimpor 1,5 juta ekor sapi demi memenuhi program susu gratis.
Hary Tanoe bahkan mempertanyakan asal pembiayaan untuk mendatangkan 1,5 juta ekor sapi tersebut.
"Masalahnya ada uangnya atau tidak? Kalau dipaksakan itu pasti ambil jatah uang pembangunan," kata Hary ditemui wartawan di Graha Oikoumene, Salemba, Jakarta Pusat pada Jumat (5/1/2023).
"Ingat pertumbuhan ekonomi nggak akan tercapai. Akan turun, akan melandai. Itu resikonya," sambungnya.
Baca Juga: Mahfud MD soal Susu Gratis Program Prabowo-Gibran: yang Kecil-kecil Saja Kita Impor!
Hary menegaskan, bila hal itu tetap dilaksanakan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Ya, kalau itu dilakukan akan mengambil uang pembangunan dan akan memperlemah pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan bakal mengimpor 1,5 juta ekor sapi perah untuk kebutuhan susu dalam program susu gratis. Impor itu akan dilakukan, bila ia terpilih menjadi presiden.
Prabowo menyatakan pemenuhan populasi sapi perah lewat pembelian sapi dari luar negeri atau impor.
Impor Sapi Perah
Baca Juga: Prabowo-Gibran Pastikan Bakal Libatkan Produsen Susu Lokal untuk Program Susu Gratis
Disebutnya, sapi perah impor salah satunya bisa berasal dari Brazil, tetapi membutuhkan waktu kirim sampai ke tanah air hingga 40 hari. Opsi lain, yakni impor sapi dari India yang waktu kirimnya hanya 20 hari.
"Dan harganya saya kira memadai India, lebih banyak kita bisa impor," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan ada 82 juta anak yang akan diberikan susu gratis dengan rata-rata 500 cc susu setiap anak.
"Berarti sekitar 40 juta liter. Berarti kita minimal perlu sapi perah ya minimal mungkin 2,5 juta. Jadi kita mungkin harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun dia akan melahirkan, kita akan punya 3 juta," kata Prabowo.
"Kira-kira begitu strategi kita. Ini tidak instan tapi ada will-nya, ada kehendak," kata Prabowo.