Sadar Hadir Acara PWI sebagai Capres, Momen Menarik Prabowo Lepaskan Pin Dinas Dibantu Mayor Teddy

Kamis, 04 Januari 2024 | 18:01 WIB
Sadar Hadir Acara PWI sebagai Capres, Momen Menarik Prabowo Lepaskan Pin Dinas Dibantu Mayor Teddy
Momen menarik perhatian terjadi ketika Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto hadir dalam dialog dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Pers. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Momen menarik perhatian terjadi ketika Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto hadir dalam dialog dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Pers. Momen menarik itu ialah ketika Prabowo mencopot pin dinas Kementerian Pertahanan.

Mulanya saat hadir, Prabowo yang mengenakan kemeja putih turut menyematkan pin Kemenhan di saku kiri. Tetapi ketika hadir, Prabowo baru menyadari kehadirannya tersebut dalam kapasitas sebagai calon presiden.

Prabowo yang tiba pukul 13.00 WIB disambut langsung oleh Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun dan jajaran.

“Terima kasih telah hadir, silahkan Pak,” kata Hendry menyapa Prabowo.

Baca Juga: Indonesia Tetap Harus Perkuat Alutsista Meski Tak Ada Perang, Ini Alasannya!

Membalas sapaan Hendry, Prabowo seketika bertanya mengenai status undangannya, apakah sebagai Menteri Pertahanan atau calon presiden.

“Saya diundangnya sebagai capres ya?” tanya Prabowo yang sesaat kemudian menyadari undangan dirinya datang sebagai capres.

Menyadari hal itu, Prabowo lantas dengan sigap melepas pin Kementerian Pertahanan yang tersemat di atas saku kiri kemeja. Prabowo tampak membuka kancing kemeja untuk melepaskan pin tersebut.

Terlihat juga ajudan Menhan, Mayor Teddy Indra Wijaya yang dengan sigap menghampiri dan membantu Prabowo melepaskan pin. Usai melepaskan pin, Prabowo mengancingkan kembali kemeja putih dan berlanjut berbicara.

Dalam kesempatan itu, Prabowo membedah seputar visi misi Prabowo-Gibran sekaligus menjawab sejumlah pertanyaan dari para pimpinan redaksi media soal komitmen terhadap kebebasan pers, program makan siang dan susu gratis, kesetaraan gender, serta keberlanjutan pembangunan IKN.

Baca Juga: Jika Terpilih Jadi Presiden, Prabowo-Gibran Akan Dirikan Kedubes Indonesia di Palestina

“Terima kasih atas undangan ini dan saya sudah menyiapkan buku untuk saudara-saudara, ada 3 judul ya, ada tiga judul, yang satu buku saya tentang kepemimpinan militer ada dua jilid dari itu bisa dipahami latar belakang saya, nilai-nilai yang saya anut, falsafah yang saya anut, falsafah hidup, falsafah pengabdian, dan icon-icon ataupun idola-idola dalam kehidupan saya,” ujar Prabowo.

Anggap Penting Kebebasan Pers

Prabowo memandang penting kebebesan pers. Ketum Partai Gerindra itu menyebut kebebasan pers menjadi salah satu elemen demokrasi, selain pemilihan umum secara langsung oleh rakyat.

"Yang kedua adalah kebebasan pers. Kebebasan pers itu adalah check and balance untuk mengendalikan penguasa dan kekebasan dengan pers yang dinamis," kata Prabowo dalam diskusi bareng PWI Pusat di Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Menurut Prabowo, kehadiran pers memang sebagai penyeimbang. Bahkan menurutnya kritik dari media memang berguna untuk memberitahu letak kesalahan.

"Pers yang walaupun keras kadang-kadang sakit hati kalau kita baca, tapi itu menjadikan kita, memberitahu kita something wrong, ada masalah di negara kita. Sering dikatakan suatu negara yang persnya kuat tidak ada kelaparan itu salah satu," kata Prabowo.

Sebab, menurut Prabowo, setiap ada kejadian kelaparan tentu pers akan dengan sigap memberitakan, dengan begitu semua mengetahui dan akan membantu.

Prabowo mengakui kehadiran pers juga yang membuat dirinya bisa sampai pada titik saat ini.

"Dan saya tidak mungkin di sini tanpa pers yanv bebas. Saya, partai saya bisa berkembang karena ada kebebasan pers, menurut saya kebebasan pers faktor demokrasi itu situasinya begitu," kata Prabowo.

Sebelummya, Prabowo menegaskan dirinya yang percaya dan komitmen dengan demokrasi.

Penegasan itu ia sampaikan dalam diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam rangka menjelang Hari Pers Nasional (HPN) di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Mulanya, Prabowo bercerita tentang dirinya yang kerap dituduh akan melakukan kudeta. Tetapi seiring berjalannya waktu, tuduhan itu terbantahkan dengan sendirinya.

"Saya dulu tentara, banyak menuduh saya ini dan itu, mau kudeta ya kan. Tapi saya tidak kudeta, berkali-kali (tuduhan), nggak tahu, muka saya muka kudeta kali, tapi tidak," kata Prabowo, Kamis (4/1/2023).

Prabowo lantas menekankan dirinya yang percaya terhadap demokrasi. Hal itu terbukti dari proses yang pernah ia jalani, semisal konvensi Partai Golkar.

"Saya percaya demokrasi, saya ikut proses demokrasi puluhan tahun, saya ikut konvensi di Golkar. Waktu di situ saya lihat milih gak cocok sama saya, saya bikin partai baru setapak demi setapak demi setapak saya ikut pemilu sudah ke berapa kali," tutur Prabowo.

Prabowo menyebutkan proses demokrasi yang pernah ia lakukan. Mulai dari menjadi cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden 2009, hingga keikutsertaannya menjadi calon presiden.

"Sekali 2009 sebagai cawapres Ibu Mega, habis itu sebagai capres ya kan. Jadi capres dua kali kalah, habis itu keempat kali saya percaya soal proses demokrasi," kata Prabowo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI