Suara.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo akan meminta Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, berdiskusi dengan perbankan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mencarikan solusi atas kredit macet yang dihadapi para petani terutama di Kabupaten Blora.
Ia berjanji akan memberikan solusi Sat Set Tas Tes untuk mengatasi gagal panen akibat hama tikus, musim kering, dan dampak pandemi Covid-19, yang juga menjadi penyebab petani sulit menyicil kredit.
“Saya akan meminta Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk berbicara dengan pihak bank. Karena ini KUR untuk konsumsi, kemungkinan penjadwalan ulang kreditnya. Nanti kita bantu, ya," kata Ganjar saat berdialog dengan para petani di Desa Kutukan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).
Eks Gubernur Jawa Tengah itu menyampaikan, selain lahan sawah yang mengalami kekeringan, para petani juga mengeluhkan hama tikus yang akhir-akhir ini melanda sejumlah desa di Blora.
“Seharusnya dikerahkan Tim PPL (penyuluh pertanian lapangan) dari pemerintah, supaya kita bisa tahu cara menanggulangi hama tikus atau wereng. Kami minta agar ada tim PPL yang benar-benar terjun ke lapangan, biar kelompok tani bisa maju, jangan karena kita lagi paceklik jadi enggak ada perhatian," ungkap seorang petani bernama Narti.
Selain Narti, ada juga petani yang mengeluhkan tidak mampu mengembalikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Sebab, kekeringan akibat El Nino selama beberapa bulan terakhir, menyebabkan gagal panen dan mengakibatkan petani tidak ada pemasukan untuk membayar cicilan KUR.
Wagiman asal Desa Semawur, Kecamatan Ngawen, Blora, mengaku, meminjam KUR sebesar Rp 11 juta, dengan cicilan Rp 400.000 per bulan.
Namun, sudah 6 bulan ia tak bisa mencicil KUR karena sawahnya kekeringan, sehingga tidak ada pemasukan.
Baca Juga: Megawati Optimistis Ganjar-Mahfud Menang Satu Putaran, Todung: Kami Dengarkan Denyut Nadi Rakyat
"Saya ini, keluarga miskin, cuma buruh tani, punya utang KUR Rp11 juta. Utang karena musim kemarau terlalu panjang, kami tanam padi, tapi tidak bisa panen, makanya sawah kering. Bibit padi yang disebar mati semua, karena kebutuhan untuk keluarga enggak ada, jadi KUR dari BRI dipakai untuk sehari-hari," kata Wagiman.