Petani Blora Curhat Soal Serangan Hama Tikus hingga Kredit Macet, Ganjar Janjikan Solusi Ini

Kamis, 04 Januari 2024 | 14:58 WIB
Petani Blora Curhat Soal Serangan Hama Tikus hingga Kredit Macet, Ganjar Janjikan Solusi Ini
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo saat berinteraksi dengan para petani di Desa Kutukan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024). (Dok: Tim Media Ganjar-Mahfud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo akan meminta Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, berdiskusi dengan perbankan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mencarikan solusi atas kredit macet yang dihadapi para petani terutama di Kabupaten Blora.

Ia berjanji akan memberikan solusi Sat Set Tas Tes untuk mengatasi gagal panen akibat hama tikus, musim kering, dan dampak pandemi Covid-19, yang juga menjadi penyebab petani sulit menyicil kredit.

“Saya akan meminta Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk berbicara dengan pihak bank. Karena ini KUR untuk konsumsi, kemungkinan penjadwalan ulang kreditnya. Nanti kita bantu, ya," kata Ganjar saat berdialog dengan para petani di Desa Kutukan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).

Eks Gubernur Jawa Tengah itu menyampaikan, selain lahan sawah yang mengalami kekeringan, para petani juga mengeluhkan hama tikus yang akhir-akhir ini melanda sejumlah desa di Blora.

Baca Juga: Megawati Optimistis Ganjar-Mahfud Menang Satu Putaran, Todung: Kami Dengarkan Denyut Nadi Rakyat

“Seharusnya dikerahkan Tim PPL (penyuluh pertanian lapangan) dari pemerintah, supaya kita bisa tahu cara menanggulangi hama tikus atau wereng. Kami minta agar ada tim PPL yang benar-benar terjun ke lapangan, biar kelompok tani bisa maju, jangan karena kita lagi paceklik jadi enggak ada perhatian," ungkap seorang petani bernama Narti.

Selain Narti, ada juga petani yang mengeluhkan tidak mampu mengembalikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Sebab, kekeringan akibat El Nino selama beberapa bulan terakhir, menyebabkan gagal panen dan mengakibatkan petani tidak ada pemasukan untuk membayar cicilan KUR.

Wagiman asal Desa Semawur, Kecamatan Ngawen, Blora, mengaku, meminjam KUR sebesar Rp 11 juta, dengan cicilan Rp 400.000 per bulan.

Namun, sudah 6 bulan ia tak bisa mencicil KUR karena sawahnya kekeringan, sehingga tidak ada pemasukan.

Baca Juga: Dihujat Gegara Titipan Fuji, Kredibilitas Thariq Halilintar Jadi Caleg Dipertanyakan

"Saya ini, keluarga miskin, cuma buruh tani, punya utang KUR Rp11 juta. Utang karena musim kemarau terlalu panjang, kami tanam padi, tapi tidak bisa panen, makanya sawah kering. Bibit padi yang disebar mati semua, karena kebutuhan untuk keluarga enggak ada, jadi KUR dari BRI dipakai untuk sehari-hari," kata Wagiman.

Yang membuat Wagiman khawatir, pihak bank sudah mendatangi rumahnya dan menyampaikan akan menyita rumahnya jika kredit tidak segera dibayar.

"Pihak bank datang ke rumah, katanya kalau enggak segera dibayar, rumah mau disegel. Rumah itu sudah jelek, masih mau disita, makanya saya minta dibantu. Saya dan istri kalau sudah hujan dan sawah bisa ditanam lagi pasti bayar utang," jelas Wagiman.

Sementara itu, Lilik mengatakan mengambil utang KUR pertanian Rp 50 juta. Dia mengungkapkan, mengajukan utang untuk usaha kayu suami.

"Tapi kreditnya macet karena Covid-19. Setoran Rp1.544.000 per bulan. Lancar bayar sekitar 26 bulan, tapi sudah 3 bulan gak bisa cicil karena usahanya seret," ungkap Lilik.

Menurut Lilik, pihak bank telah memberikan perpanjangan waktu untuk membayar kredit, pada bulan Februari 2024.

"Tapi belum bisa bayar karena sampai sekarang usaha kayu suami belum berjalan," ungkap Lilik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI