Heran Surat Suara Simulasi Pilpres di Solo Hanya Ada 2 Paslon, Anies: Buat Apa Diotak-atik Seperti Itu?

Kamis, 04 Januari 2024 | 13:07 WIB
Heran Surat Suara Simulasi Pilpres di Solo Hanya Ada 2 Paslon, Anies: Buat Apa Diotak-atik Seperti Itu?
Capres Anies Baswedan saat mengunjungi Lapangan Cindua Mato, Sumatera Barat, Rabu (3/1/2024). [Suara.com/Rakha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi adanya surat suara Pilpres 2024 di Solo hanya menyediakan dua kolom paslon. Anies mengaku belum mendapatkan banyak informasi terkait hal itu.

Anies meminta berhenti untuk bermain-main dan mulai sekarang tunjukkan apa adanya kepada masyarakat.

"Saya malah belum tahu belum dengar, tetapi sudah lah kita tidak usah main main. Begini, begini tunjukkan apa adanya," ujar Anies di Islamic Center Ciamis, Ciamis, Jawa Barat, Kamis (4/1/2024).

Liaison Officer PDIP Kota Surakarta YF Sukasno memperlihatkan surat suara simulasi yang hanya terdiri dari dua kolom capres-cawapres di Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/1/2024). ANTARA/Aris Wasita.
Liaison Officer PDIP Kota Surakarta YF Sukasno memperlihatkan surat suara simulasi yang hanya terdiri dari dua kolom capres-cawapres di Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/1/2024). ANTARA/Aris Wasita.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan jika ada tiga paslon yang berlaga dalam Pilpres, maka kolom dalam surat suara simulasi pun harus disesuaikan.

Ia merasa heran dengan surat suara simulasi yang ada di Solo, menurutnya seperti tidak menghormati pemilih.

"Kalau jumlahnya 3 calon ya sebut 3, kalau 8 ya sebut 8 calon. Jadi buat apa di otak-atik seperti itu, tidak menghormati rakyat," ucap Anies.

Penjelasan KPU

Komisioner KPU Idham Holik saat menjawab pertanyaan awak media di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (9/5/2023). (Suara.com/Dea)
Komisioner KPU Idham Holik saat menjawab pertanyaan awak media di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (9/5/2023). (Suara.com/Dea)

Sebelumnya, Anggota KPU Idham Holik menjelaskan ada human error atau kelalaian dalam mencetak surat suara yang digunakan untuk simulasi.

"Terkait hal tersebut, itu terjadi human error yang tidak disengaja, tidak ada motif lainnya kecuali memang kekhilafan yang terjadi,” kata Idam.

Baca Juga: Untuk Besarkan Usaha Kecil, Anies Janji Koreksi UU Cipta Kerja

Setelah mengetahui hal tersebut, Idham mengaku pihaknya segera meminta kepada KPU setempat untuk menghentikan simulasi menggunakan dummy atau contoh surat suara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI