Suara.com - Aksi pendakwah kondang, Gus Miftah bagi-bagi uang di Pamekasan, Jawa Timur beberapa waktu lalu berbuntut adanya silang pendapat baik dari kubu TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mau pun Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN.
Kekinian, Timnas AMIN menerima tantangan dari Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid untuk membuktikan tudingannya yakni adanya surat tugas Prabowo ke Gus Miftah sebagai bukti bagian dari tim pemenangan di Pilpres 2024.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Timnas AMIN, Iwan Tarigan.
"Tantangan pembuktian dan debat, kami, dari Juri Bicara Timnas (nomor urut) 1, menerimanya baik secara off air atau melalui media Zoom yang disediakan oleh stasiun TV," kata Iwan melalui keterangan tertulisnya, Rabu (3/1/2024).
Baca Juga: Hubungan Sudirman Said dengan Ahmad Ali Sempat Panas, Cak Imin: Itu Urusan Pribadi Lah
Ada atau tidaknya surat tugas tersebut, Iwan menyebut, Gus Miftah tak bisa bernapas lega begitu saja.
Sebabnya, Gus Miftah bisa saja dinyatakan melanggar aturan kampanye apabila terbukti membagi-bagikan uang sembari mengajak untuk memilih pasangan calon (paslon) tertentu.
"Menurut UU Pemilu, peserta pemilu perorangan juga bisa dijerat UU Pemilu apabila yang bersangkutan terbukti mengajak memilih seseorang dan membagikan uang di pertemuan tersebut," tegasnya.
Oleh sebab itu, Iwan meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pamekasan segera melakukan investigasi terkait kasus tersebut.
"Kami meminta agar Bawaslu Kabupaten Pamekasan segera melakukan investigasi agar semuanya terang benderang," ungkapnya.
Bagaimana Awalnya?
Baca Juga: KPU Terima Surat Protes TKN Prabowo-Gibran Soal MNC Group sebagai Media Penyelenggara Debat
Gus Miftah buka suara setelah videonya membagi-bagikan uang segepok ke warga viral. Saat itu, Gus Miftah tengah ada acara di Pamekasan, Madura.
"Itu acara saya di Pamekasan atas undangan Haji Her, pengusaha tembakau di Pamekasan," kata Gus Miftah dalam keterangan melalui vidio di Jakarta, Jumat (29/12/2023).
Haji Her kata Gus Miftah, mempunyai kebiasaan sedekah tiap hari. Bahkan Haji Her disebutnya membangun rumah sederhana untuk orang miskin lebih dari 1.000 unit.
"Kebetulan saya dapat undangan bertepatan dengan jadwal bagi-bagi duit. Saya diminta ikut bagi duit, masa saya tolak, kan minimal saya dapat pahalanya, ikut bagi-bagi," jelasnya.
Gus Miftah menyebut pembagian duit itu murni sedekah dan tidak ada kaitan dengan apa pun, apalagi politik jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Penegasan itu disampaikan Gus Miftah karena potongan video yang beredar dirahakan ke agenda politik. Terlebih dalam video itu terlihat seseorang di belakang Gus Miftah menunjukkan kaos Prabowo Subianto.
"Ada yang bertanya, itu ada kaos Prabowo, silahkan anda yang menvideo dan membawa kaos," ujarnya.
Selain itu, Gus Miftah juga mengklarifikasi, jika dirinya bukan bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
"Saya klarifikasi, saya bukan TKN, bukan tim kampanye, saya tidak tertulis sebagai TKN," katanya menegaskan.
Kecurigaan Timnas AMIN
Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) curiga jika ada motif di balik aksi Gus Miftah membagikan uang kepada masyarakat di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Timnas AMIN pun menduga jika tindakan Gus Miftah berkategori politik uang atau money politics untuk mencari dukungan dari para kiai pengasuh pondok pesantren.
Terkait kecurigaan itu, Juru Bicara Timnas AMIN Iwan Tarigan mendesak agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut video bagi-bagi uang Gus Miftah yang viral di media sosial.
"Agar semua jelas dan terang benderang, Bawaslu wajib melakukan investigasi dan pengawasan supaya kepercayaan kepada lembaga penyelenggara pemilu ini meningkat kembali," kata Iwan Tarigan lewat keterangan tertulisnya, Minggu (31/12/2023).
Kecurigaan Iwan jika aksi Gus Miftah terindikasi money politics karena Gus Miftah mendapat surat tugas dari capres nomor urut dua, Prabowo Subianto pada 8 September 2023 lalu untuk bersilaturahmi dengan kiai.
"Artinya dengan surat tugas tersebut patut diduga uang yang dibagikan oleh Gus Miftah di Pamekasan adalah money politics untuk mendapat suara kiai dan pesantren di Jateng dan di Jatim," katanya.
Apabila tidak ada tindakan maupun investigasi oleh Bawaslu, menurut Iwan, hal itu akan mencederai proses demokrasi yang berlangsung.
"Apabila hal tersebut dibiarkan, kualitas Pemilu 2024 menjadi tidak lebih baik," katanya.
Pembelaan Nusron Wahid
Nusron Wahid pasang badan seusai adanya kecurigaan dari Timnas AMIN atas dugaan money politics yang dilakukan Gus Miftah demi pemenangan Prabowo-Gibran.
Ia lants meminta Timnas AMIN untuk dapat menunjukkan surat tugas Gus Miftah sebagai bagian dari tim sukses.
"Suruh menunjukkan saja surat tugasnya dari Prabowo atau dari TKN," ujar Nusron pada Selasa (2/1/2024).
"Kalau mau diperiksa Bawaslu silakan saja. Sebaiknya kembalikan saja sesuai dengan UU Pemilu," sambungnya.