Suara.com - Gerakan Aktivis (GERAK) 98 mengingatkan potensi munculnya Neo Orde Baru (orba) jelang Pilpres 2024. Hal ini ditandai dengan peristiwa penganiayaan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.
Juru Bicara GERAK 98, Jeffri Lambok mengatakan ancaman Neo Orba ini harus dilawan demi menuju Indonesia Emas 2045.
"Simtom Neo Orde Baru ini mulai bermunculan dalam konstelasi politik kepemimpinan republik 2024," ujar Jeffri kepada wartawan, Senin (1/1/2024).
Tak hanya kasus penganiayaan terhadap relawan, akar-akar nilai orba disebutnya sudah terlihat dari awal lantaran adanya upaya menghalalkan segala cara demi kekuasaan.
Karena itu, semangat 25 tahun Reformasi perlu terus digaungkan untuk melawan embrio pemimpin tirani. Hal tersebut merupakan skenario terburuk demokrasi yang sama-sama tidak diinginkan seluruh rakyat Indonesia.
"Tahun ini 2024 adalah tahun genting, 'vivere pericoloso'. Jawabnya adalah melawan atau kita jangan berharap kapal Indonesia dapat berlabuh menuju Indonesia Emas 2045," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Umum Barikade 98 Benny Rhamdani mengecam keras sejumlah aktivis 98 dan tiga anggota DKP, yakni Wiranto, Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono yang saat ini malah merapat ke koalisi Prabowo di Pilpres 2024.
“Sikap mereka sangat memalukan," tegas Benny.
Tiga Jenderal Gabung Prabowo
Baca Juga: Fakta-fakta Relawan Ganjar-Mahfud Dianiaya Oknum TNI Di Boyolali Gegara Knalpot Brong
“Dulu termasuk tiga jenderal itu menyatakan tegas bahwa Prabowo mengambil inisiatif untuk melakukan penculikan. DKP menyatakan Prabowo melakukan tindak pidana,” tambahnya memungkasi.
Sebelumnya, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, melaporkan seorang sukarelawan meninggal dunia dan empat orang mengalami luka berat akibat kekerasan oknum TNI, pada Sabtu kemarin.
"Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali (Jawa Tengah) ini laporan dengan brutalitas dan tindak kekerasan yang sangat-sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat," kata Todung di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu.
Todung menyebutkan seorang meninggal dunia berasal dari Klaten dan meninggal di rumah sakit.
"Yang meninggal dunia ini adalah sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas dari pendukung pasangan calon lain," ujarnya.
Empat korban yang mengalami luka-luka akibat penganiayaan oleh oknum TNI di pos TNI setempat. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Panglima TNI untuk segera mengambil tindakan.
"Kalau itu benar, kami ingin Panglima TNI (Jenderal TNI Agus Subiyanto) untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini," katanya.