Suara.com - Menko Polhukam Mahfud MD mengaku pemerintah langsung mengambil langkah untuk memindahkan 137 pengungsi Rohingya setelah diusir paksa oleh massa mahasiswa dari Balai Meuseraya Aceh (BMA). Menurut cawapres nomor urut 3 itu, para pengungsi Rohinya dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
"Hari ini saya sudah mengambil keputusan dan tindakan agar pengungsi-pengungsi Rohingya itu ditempatkan di tempat yang aman," kata Mahfud, Kamis (28/12/2023).
![Pengungsi Rohingya saat dinaikkan ke truk oleh mahasiswa untuk dipindahkan ke kantor Kemenkumham Aceh. [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/28/22775-pengungsi-rohingya.jpg)
Ia mengatakan, para pengungsi itu di tempatkan di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh dan Gedung Yayasan Aceh.
Selain itu, ia juga sudah berpesan kepada aparat agar memberikan pengamanannya. Menurutnya, memang Indonesia tidak terikat dengan konvensi PBB, untuk itu dibentuk UNHCR untuk kemanusiaan.
"Kalau terusir tidak bisa pulang ke negerinya terkatung-terkatung, kita tampung sementara melalui PBB karena yang punya aturan PBB. Kita kalau mau mengusir sekarang juga bisa karena kita tidak ada urusan. Tapi (kan) ini urusan kemanusiaan," tuturnya.
![Para pengungsi Rohingya. [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/28/14525-para-pengungsi-rohingya.jpg)
Lebih lanjut, menurutnya, pengungsi Rohingya harus dapat perlindungan dan bantuan. Sebagaimana Aceh dahulu menerima berbagai macam bantuan ketika diterpa bencana Tsunami.
"Aceh dulu saat terkena tsunami masyarakat dari berbagai dunia bergerak menolong, masak sekarang tidak mau menolong kan gitu. Ya kita tolong," ungkapnya.
"Hari ini saya sudah berkoordinasi dengan pemerintah lokal melalui deputi saya Pak Irjen Rudolf agar ditempatkan di tempat yang aman. Dan sekarang sudah ditemukan dua tempat yang aman yaitu di gedung PMI," sambungnya.
Ketakutan saat Diusir Paksa
Baca Juga: Yakin Mahasiswa Pengusir Pengungsi Rohingya Terorganisir, Akademisi Duga Ada Unsur Politik
Sebelumnya, sebuah video beredar di media sosial, memperlihatkan sekelompok pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak menangis ketakutan. Peristiwa itu terjadi disebut setelah massa mahasiswa membubarkan paksa mereka.