"Faktanya, guru-guru kita di sekolah itu kualitasnya rendah. Bahkan hanya 2,5 persen dari 3 juta guru yang berkualitas. Sisanya 2,9 jutaan tidak bisa mengajar dengan baik" ungkap praktisi Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) ini.
3. Sindir guru dan dosen sering tidur-tiduran
Kritik keras juga disampaikan Indra saat ia mengamati fenomena gaji dosen dan guru honorer yang tidak dibayarkan selama masa pandemi.
"Betul, ini fakta. Sudah banyak dosen dan guru honorer selama masa pandemi COVID-19 justru tidak digaji dengan baik. Ya kalaupun ada yang digaji tetapi jumlahnya minim. Ini semua karena anggaran dipotong. Yang enak malah dosen dan guru PNS. Tidur-tiduran saja tetap digaji oleh pemerintah," sindir Indra.
4. Kritik kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim soal kuota belajar
Seolah tak lepas dari kontroversi, Indra pun juga sempat mengkritik keras kebijakan kuota belajar yang masuk dalam program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim selama masa pandemi kemarin.
"Saya melihat adanya kuota belajar yang diberikan kepada siswa, mayoritas diisi oleh aplikasi-aplikasi berbayar dari swasta. Ini kan jadi menimbulkan kesan bahwa pemerintah memberikan gimik agar masyarakat dipaksa berlangganan aplikasi tersebut," kata Indra dalam keterangannya pada Minggu (27/09/2020) lalu.
Ia pun menyebut hal tersebut sebagai pembohongan publik. "Ini (pembagian kuota belajar) jadi pembohongan publik namanya. Kok uang negara digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu," tutup Indra.
5. Terlibat kasus penggelapan pajak dan TPPU
Baca Juga: Respons Anies Dengar Jubir AMIN Indra Charismiadji Ditahan Kejaksaan, Singgung Keadilan!
Pada tahun 2022 lalu, nama Indra kembali menjadi perbincangan usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka kasus penggelapan pajak dan TPPU dengan seorang rekannya bernama Andriani.