Suara.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan tidak masalah dengan pihak yang mau beroposisi.
Menurutnya, posisi oposisi memang dibutuhkan pada perjalanan pemerintahan.
Hal itu disampaikan Prabowo saat menceritakan bagaimana dirinya bergabung di kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 2019.
Ia kemudian menyampaikan juga pandangannya soal oposisi.
Baca Juga: Prabowo Puji Penampilan Gibran saat Debat: Satu-satunya Paslon yang Berani Bicara Hilirisasi
"Yang mau tetap beroposisi, kita butuh juga oposisi, tidak masalah, tetapi oposisi yang cinta Tanah Air, oposisi yang bersama-sama mengoreksi, mengkritisi, tetapi cinta Tanah Air, cinta bangsa dan rakyat Indonesia. Ini tujuan kita di sini, ini fokus kita," tutur Prabowo dalam pidatonya di deklarasi Gempita, Sudirman Grand Ballroom, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/12/2023).
Sebelumnya Prabowo cerita tentang kekalahannya di dua kali pemilihan presiden kala melawan Jokowi. Meski berhasil mengalahkan Prabowo untuk yang kedua kalinya, Jokowi justru kemudian mengajak gabung Ketua Umum Partai Gerindra itu ke kabinet menjadi Menteri Pertahanan.
"Yang terakhir begitu beliau menang, apa tindakan beliau? Beliau mengajak saya bersatu, beliau merangkul saya, beliau menjadikan pesaing beliau, lawan tanding beliau, beliau ajak bersatu untuk bersama-sama berbakti dan mengabdi kepada rakyat Indonesia," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan pengalaman yang ia dapat itu merupakan sebuah pelajaran yang kemudian menjadi tekad bagi dia dan Koalisi Indonesia Maju
"Demi rakyat Indonesia, demi bangsa Indonesia, bilamana Insyallah kita menerima mandat dari rakyat Indonesia, kita pun akan mengajak semua kekuatan bersama-sama berbakti kepada rakyat Indonesia dan negara ini," kata Prabowo.