Suara.com - Elektabilitas calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka disebut bisa meningkat usai debat perdana cawapres pada Jumat (22/12).
Ketua Umum Pro Rakabuming Raka (Praka) Osco Olfriady memprediksi Prabowo-Gibran akan mencapai angka 51 persen. Ia yakin prediksi tersebut akurat karena melihat performa Wali Kota Surakarta tersebut saat debat berlangsung.
"Prediksi kami tepat sekali. Kami prediksi sangat akurat," kata Osco dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin (25/12/2023).
Gibran, kata Osco, lebih unggul dibanding cawapres lainnya karena menunjukan kebolehannya saat debat yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat itu.
Baca Juga: Gibran Sebut Kripto saat Debat Cawapres, Layak Disebut Investasi atau Tidak?
"Saat debat cawapres, penampilan Mas Gibran luar biasa. Yang disebut dengan underdog atau tidak diperhitungkan, ternyata lebih unggul, lebih bisa menjawab dengan baik, gestur dan pembawaan emosi sangat terkontrol," kata dia.
Dia menganggap putra sulung Presiden Jokowi itu menggunakan data-data yang lebih akurat dibandingkan dengan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 3 Mahfud Md.
Dua lawan Gibran yakni Muhaimin dan Mahfud juga disebut sempat kewalahan menjawab pertanyaan yang dilontarkan Gibran.
"Jadi, Gibran yang disepelekan anak muda dipikir diam saja enggak ada isi otaknya atau mungkin anak muda yang cuma embel-embel orang tua sebagai presiden dan dia bisa melangkah sebagai cawapres, ternyata itu semua salah," jelasnya.
Dalam kesemoatan ini dia juga menyoroti survei yang dirilis Center for Political Communication Studies (CPCS) pasca-debat cawapres, yakni pada Sabtu (23/12). Survei tersebut mendapati bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 51,7 persen.
Baca Juga: Ini Catatan Evaluasi Debat dari Perludem untuk KPU, Bakal Mengubah Format yang Berjalan?
Adapun elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mencapai 21,8 persen yang berpaut tipis dengan Ganjar Pranowo-Mahfud Md sebesar 21,3 persen.
Survei CPCS dilakukan pada 7-14 Desember 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Antara)