Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan merayakan malam Natal bersama anak-anak panti asuhan Santo Thomas di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Anies mengenang cita-citanya semasa kecil. Nostalgia ini bermula dari pertanyaan seorang anak panti. Bocah lelaki asal Kalimantan Timur (Kaltim) itu bertanya soal cita-cita Anies semasa kecil.
Tanpa ragu, Anies mengungkapkan bahwa cita-citanya sering berubah.
"Cita-cita saya dulu itu gonta-ganti. Saya pernah ingin jadi dokter, polisi, guru, bahkan astronot," bebernya.
Baca Juga: 20 Ucapan Selamat Natal 2023 yang Penuh Harapan dan Suka Cita
Di tengah penjelasannya, seorang anak menyela dengan bertanya, "Kalau jadi pramugara, pernah, Pak?"
Anies pun sumringah mendengar pertanyaan tersebut. Dengan senyum di wajahnya, ia mengaku, "Tidak pernah, karena dulu saya jarang naik pesawat."
Dari sanalah, Anies membagikan kontemplasinya pada anak-anak panti. Bahwasanya, apa yang ia cita-citakan selama itu adalah sesuatu yang biasa dilihatnya.
"Apa sih yang saya temukan? Ternyata yang saya cita-citakan adalah yang saya ketahui. Kalau saya tidak tahu, saya tidak bisa bercita-cita itu," ujarnya.
Terlepas dari sering berubahnya cita-cita sang mantan Gubernur Jakarta, ia menyampaikan pesan pada anak panti.
Baca Juga: Pukulan Telak dari Cak Imin untuk Revolusi Mental Jokowi: Gagal Dijalankan
"Lahir, sekolah itu boleh di mana saja. Tapi, cita-cita harus di atas langit," kata Anies.
Dari interaksi mereka, Anies mendapati bahwa Santo Thomas ternyata adalah tempat yang baik untuk anak-anak belajar.
"Dulu ketika saya datang ke sekolah atau panti, saya tidak tanya soal nilai. Yang saya lihat adalah, anak-anaknya ceria atau tidak," ungkap Anies.
"Kalau ceria, berarti tempat tersebut adalah tempat yang baik untuk belajar. Dan dari tadi yang saya temukan di sini anak-anaknya ceria, berarti ini tempat yang baik," imbuhnya.
Hal tersebut, kata Anies, terlihat dari gerakan mereka yang luwes saat bernyanyi dan menari menyambut kedatangan calon presiden nomor urut 1 tersebut. Ini berarti mereka menjalaninya sebagai sebuah kebahagiaan.
Anies pun mengapresiasi para suster di Santo Thomas karena sudah memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak panti.
"Tempat ini tempat belajar yang sehat, baik. Jadi saya beruntung malam ini bisa hadir di sini," tuturnya.
Lebih jauh Anies mengatakan, proses pendidikan yang amat baik dan penumbuhan karakter yang penuh kedisiplinan serta pesan-pesan kebaikan dimiliki oleh panti asuhan Katolik Santo Thomas.
“Kami bertemu dengan anak-anak yang dididik dan dirawat oleh para suster. Kami menyampaikan rasa terima kasih telah mengambil tanggung jawab moral untuk mengurus anak-anak kita yang berstatus yatim atau yatim piatu,” ujar Anies.
Asal tahu saja, kunjungan ini merupakan rangkaian dari acara safari Natal Anies-Muhaimin (AMIN) yang akan digelar di sejumlah daerah di Indonesia.
Acara malam Natal diawali dengan makan malam bersama dengan pengasuh dan anak panti. Setelah Anies mengajak anak-anak berbincang, istri Anies, Fery Farhati membacakan buku cerita tentang Kucing bernama Lego. Juga ada sesi pemberian hadiah yang disambut anak-anak dengan penuh suka cita.
“Malam hari ini, di malam Natal, kami makan malam bersama anak-anak dengan para suster sekaligus merayakan suasana sukacita dan unik untuk semua. Tadi bawa kado untuk anak-anak dan Ibu Fery (Fery Farhati, isteri Anies, red) bacain dongeng,” papar Anies.
“Malam ini adalah malam di mana saudara-saudara kita umat Kristen (Protestan) dan (Kristen) Katolik merayakan malam Natal. Kami memilih mengunjungi rumah yatim di mana tadi anak-anak merayakan dengan caranya sendiri. Kami berbagi bersama, merasakan suasana kebahagiaan,” lanjutnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Panti Asuhan Santo Thomas Suster Yohana.
“Saya mengalami sukacita yang berbeda dengan tahun-tahun yang lalu. Tuhan yang mengatur sendiri malam hari ini bertemu Pak Anies beserta rombongan, mau bertemu kami anak-anak panti yang ada di Santo Thomas ini. Itu bagi saya hadiah Natal, hadiah sukacita bagi kami,” ujar Suster Yohana.
Dia mengungkapkan, panti asuhannya tidak hanya menampung anak-anak beragama Katolik.
“Ada (Kristen) Katolik, ada Kristen (Protestan), ada Muslim. Jadi kami juga bhinneka tunggal ika. Siapa yang sangat membutuhkan pertolongan, kami tolong,” ucap Suster Yohana.