Anies Baswedan Bakal Kaji Ulang Kartu Tani

Minggu, 24 Desember 2023 | 16:20 WIB
Anies Baswedan Bakal Kaji Ulang Kartu Tani
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan dalam acara kerjasama jaminan Pembelian Hasil Panen Petani, Sabtu, (23/12/2023) malam. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres Anies Baswedan akan mengkaji ulang program Kartu Tani. Sebab, bagi para petani, program ini dirasa hanya menyulitkan mereka.

"Saya mewakili petani bawang di Larangan, Brebes ingin menyampaikan harga pupuk jangan terlalu mahal, Pak. Kartu Tani juga sebaiknya dihapuskan," demikian keluhan yang disampaikan Ibu Windi Asturi dalam acara Kerja Sama Jaminan Pembelian Hasil Panen Petani, Sabtu, (23/12/2023) malam.

Menanggapi hal tersebut, Anies tak menampik bahwa Kartu Tani menjadi salah satu hal yang serius ia pertimbangkan.

"Kita akan punya mekanisme baru, yang barangkali tidak memerlukan kartu," ungkap Anies.

Baca Juga: Serap Aspirasi Tokoh Bolaang Mongondow, Gibran Tegaskan Pemerataan Pembangunan, Tidak Jawa Sentris

Kajian ulang tersebut, kata Anies, nantinya akan tetap berfokus pada pasokan yang terjamin. Sehingga, harganya stabil dan bisa didapat kapan saja.

Untuk diketahui, Kartu Tani adalah kartu yang dapat digunakan oleh petani dalam transaksi penebusan pupuk bersubsidi melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) di pengecer resmi.

Sayangnya, pupuk yang bisa ditebus itu terbatas. Petani tidak bisa menebus dalam jumlah yang mereka inginkan, juga tak bisa mengambilnya di waktu yang mereka kehendaki.

Bagikan Kupon Jaminan Pembelian Hasil Panen

Dalam kesempatan tersebut, Anies mendengarkan keluhan yang selama ini dialami para petani di lapangan. Salah satunya, harga yang tak stabil dan pupuk yang susah didapat.

Baca Juga: Gibran Gacor di Debat Cawapres, TKN Fanta: Bukan Kacang-kacang

"Kami meminta agar harga bawang stabil, jangan naik turun terus," ungkap Rosi selaku perwakilan UMKM Bakul Bawang Merah.

Bukan hanya bawang, para petani juga mengeluhkan soal harga pupuk dan ketersediannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh perwakilan petani, Windi Asturi.

"Saya mewakili petani bawang di Larangan, Brebes, ingin meminta harga pupuk tidak terlalu mahal. Kartu tani juga sebaiknya dicabut," ujarnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Anies pun menawarkan Contract Farming. Program yang juga disebut Jaminan Pembelian Panen ini diyakini dapat mengatasi permasalahan harga bawang yang tidak stabil.

"Konsep ini sudah kami kerjakan ketika bertugas di Jakarta, di mana badan usaha milik DKI membeli hasil-hasil pertanian selama lima tahun," papar Anies.

Anies menyebut perjanjian itu nantinya akan dinamakan Perjanjian Hasil Panen.

“Sebuah program yang kita luncurkan yang biasa kita sebut contract farming,” ujar Anies.

Konsep perjanjian ini menurut Anies yaitu para petani bawang merah di Brebes mengikat kontrak dengan pemerintah. Para petani akan mendapat jaminan pembeli saat panen. Konsep ini sudah dilakukan suami Fery Farhati saat mengemban tugas di ibu kota.

Konsep contract farming saat Anies memimpin Jakarta berupa badan usaha milik DKI membeli hasil-hasil pertaninan dari berbagai kabupaten.

Anies menjamin dengan adanya kontrak panjang 5 tahun membuat para petani tenang saat menanam, merawat, dan panen yang sudah jelas ada pembelinya.

“Dan harganya sudah disepakati. Itulah yang memberikan kestabilan harga atas komoditas pangan,” ujar Anies.

Program ini menurut Anies akan dijalankan ketika dia memenangkan kontestasi di Pilpres 2024. Dia berjanji akan menjalankan program ini.

“Dan hari ini kami tandatangani di desa Larangan, Brebes,” katanya.

Syarat Ikut Program Contract Farming

Masih dalam kesempetan tersebut, Anies juga menjelaskan syarat-syarat para petani yang ingin berpartisipasi dalam program contract farming tersebut.

"Jadi petani mengisi data dirinya, kemudian disiapkan stiker sebagai penanda di tempat dia tinggal. Kemudian mereka nanti akan kita siapkan dokumen kontraknya," kata Anies.

Lebih lanjut Anies menjelaskan pada prinsipnya para petani tersebut akan didorong untuk terlibat dalam koperasi agar kebutuhan-kebutuhan petani itu dapat dipenuhi.

"Contract Farming ini untuk komoditas-komoditas pokok yang menjadi kebutuhan masyarakat yang sering kali harganya tidak stabil. Padahal kita tau produksinya itu relatif konsisten kecuali ada gangguan cuaca," jelas Anies.

"Konsumsinya juga relatif stabil. Tapi tata niaganya justru tidak dikontrol dengan baik dan dengan adanya jaminan pemilihan panen ini, maka kita berharap akan ada stabilitas dan ini untuk komoditas lain seperti beras dan cabe," tutup Anies.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI