Dua Mata Sisi Kala Cak Imin Berulang Kali Bilang Slepet Di Debat Cawapres

Sabtu, 23 Desember 2023 | 21:18 WIB
Dua Mata Sisi Kala Cak Imin Berulang Kali Bilang Slepet Di Debat Cawapres
Cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar memberikan pemaparan dalam Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Mikroekspresi Kirdi Putra menilai istilah slepet yang disampaikan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin adalah upaya membangun gimik.

Meski calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan pernah mengatakan bahwa pemilu lebih dari sekadar gimik, Kirdi menilai slepet sarung yang ditampilkan Cak Imin sebagai upaya untuk beradaptasi.

“Sebetulnya yang dilakukan oleh Cak Imin kemarin itu kan gimik dan jargon. Slepet itu kan jargon, sarungnya itu kan gimik. menurut saya itu sah-sah saja,” kata Kirdi kepada Suara.com, Sabtu (23/12/2023).

Dia menduga bahwa Cak Imin baru menyadari pentingnya gimik untuk menyampaikan gagasannya kepada masyarakat.

Baca Juga: Rekam Jejak Politik Cak Imin, Pengalaman 20 Tahun tapi Kena 'Slepet' Gibran

“Konten bagus itu utama tapi konteks itu juga harus bagus. Jadi, dia sadari itu dan dia ubah ya nggak apa-apa,” ujar Kirdi.

Namun, dia mengakui fakta bahwa Cak Imin mulai menunjukkan gimik bisa dimaknai dua sisi oleh publik.

Sebagian masyarakat dinilai akan memandang bahwa Cak Imin yang menunjukkan gimik berlawanan dengan pernyataan Anies sebelumnya.

“Kedua, hebat dong dia beradaptasi, nggak mempertahankan hanya satu cara dan ternyata cara itu berhasil,” tandas Kirdi.

Sebelumnya, debat cawapres digelar di Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat dimulai pada pukul 19.00 WIB.

Baca Juga: Bak Langit dan Bumi, Beda Cuitan Cak Imin vs Gibran Usai 'Slepet-slepetan' di Debat Cawapres

Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD berdebat dengan tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI