Suara.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) menyatakan Calon Wakil Presiden RI Mahfud MD telah menangani dana korupsi senilai Rp 677,52 triliun selama menjabat menjadi Menko Polhukam.
"Kasus yang ditangani Pak Mahfud sebagai Menko Polhukam sejak menjabat pada bulan Oktober 2019 sampai sekarang, berjumlah Rp 677 triliun atau tepatnya Rp 677,52 triliun," kata Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (23/12/2023).
Andi membeberkan beberapa perincian dana korupsi yang telah ditangani Mahfud tersebut terdiri atas tindak pidana pencucian uang oleh oknum dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 349 triliun, kasus penipuan oleh Koperasi Indosurya Rp 106 triliun, korupsi Asabri Rp 22,78 triliun, hingga korupsi Bakti Kominfo Rp 8 triliun.
Mahfud MD bahkan telah memproses lebih dari 140 pelaku pinjaman online dalam satu hari. Kerja keras Menko Polhukam itu kemudian dinilai sebagai upaya Mahfud untuk melindungi masyarakat dari kerugian akibat korupsi serta meningkatkan kesejahteraan bangsa. Pemerintah dapat menstabilkan harga, menaikkan nilai ekspor, sampai membuat hilirisasi.
Baca Juga: Keyakinan AHY Dukungan Prabowo-Gibran Makin Kuat Imbas Debat Cawapres 2024
Menurut dia, bila dana korupsi itu dapat dialihkan untuk kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan perekonomian bangsa yang berdasarkan data Kementerian Keuangan pada kuartal ketiga 2023 tumbuh positif sebesar 4,94 persen, dapat menambah pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 3,9 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia katakanlah di angka 4,6 persen, kalau ditambah 3,9 persen saya bulatkan saja jadi 4 persen langsung jadi 8,6 persen," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Berdasarkan hitungan TPN, apabila Pemerintah berhasil membawa laju pertumbuhan ekonomi di atas angka 8 persen, rasio pajak (tax ratio) yang menurut Calon Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka perlu dinaikkan menjadi 23 persen, tidak perlu lagi dilakukan karena trennya yang sudah baik.
"Enggak usah juga utak-atik ICOR, ICOR sekarang sudah mendekati 7. ICOR terbaik yang pernah kita miliki itu mendekati 4 pada tahun 1987, 1991 pada masa pemerintahan Pak Harto," ucap Andi.
Dalam kesempatan itu, Andi juga menekankan bila visi dan misi yang diusung oleh pasangan calon nomor urut 3 berbasis pada kesejahteraan masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan salah satu visinya menumbuhkan rata-rata perekonomian Indonesia jadi 7 persen dalam kurun waktu 5 tahun.
Baca Juga: Dianggap Bakal Gagap, RUMI: Gibran Malah Menang Telak dalam Debat Cawapres
"Kami di Tim Ganjar-Mahfud optimistis pertumbuhan ekonomi 7 persen karena kami memiliki cawapres yang akan memberikan pendekatan-pendekatan hukum untuk masalah ekonomi. Dengan demikian, ketika kami simulasikan, angka Rp 677 triliun, angka yang dikelola selama menjabat Menko Polhukam itu dikonversikan bisa menjadi belanja pemerintah, bisa jadi investasi," kata dia.
Sebelumnya, dalam debat kedua cawapres yang diselenggarakan di Jakarta Conventional Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12), Mahfud MD secara gamblang menyatakan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pemberantasan korupsi.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi tidak pernah mencapai 7 persen pada era reformasi karena banyaknya permasalahan korupsi di Indonesia. Selain itu, in-efisiensi pada sektor-sektor pertumbuhan ekonomi, yakni sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor impor, dan investasi, juga membuat target pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dapat terpenuhi.
Mahfud menjelaskan bahwa permasalahan korupsi membuat pengusaha takut untuk berinvestasi di Indonesia.
Oleh karena itu, menurut dia, pengusaha membutuhkan sosok penegak hukum untuk memberantas korupsi.