Apa Itu Carbon Capture and Storage?
![Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka memberikan pemaparan dalam debat perdana Cawapres 2024 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (22/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/MHhEHemi54A7Z9B5i5F13YuWsyDRZ08j.png)
Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) merupakan sistem yang mengintegrasikan penangkapan CO2 dari sumber emisi yang besar, pengangkutan CO2, biasanya melalui pipa dan injeksi CO2 ke lokasi penyimpanan geologi. Secara sederhana CCS adalah teknologi yang digunakan untuk menangkap karbon yang jika lepas akan jadi emisi. Setelahnya dipindahkan ke lokasi geologi tertentu agar terkurung sehingga dapat menurunkan tingkap polusi.
Beberapa negara telah mengumumkan akan melakukan proyek CCS untuk menekan polusi. Namun proyek tersebut masih dilakukan dalam skala terbatas karena tingginya biaya yang diperlukan dan teknologi yang masih terus berkembang dan belum sepenuhnya matang.
Saat ini Amerika Serikat menjadi pemimpin dalam teknologi dan implementasi CCS. Sejumlah negara yang telah menerapkan CCS termasuk Inggris, Australia, Norwegia, Belanda dan Indonesia, dikutip data EIC Energy Focus.
Secara spesifik teknologi CCS memiliki 3 tahapan utama yaitu:
1) Capture (Penangkapan)
Penangkapan mengacu dalam tahap awal pemisahan CO2 baik dari bahan bakar atau dari gas buang pembakaran. CO2 yang ditangkap lalu dikompresi menjadi cairan atau fluida superkritis, siap untuk diangkut. Tahap penangkapan adalah tahap CCS yang paling memakan biaya dan oleh karenanya masih banyak riset yang dilakukan demi menekan biaya.
2) Transport (Transportasi)
Dalam sebagian besar kasus, pabrik penangkap CO2 mungkin tidak berlokasi di sebelah lokasi penyimpanan CO2 yang sesuai. Oleh karena itu CO2 perlu diangkut yang biasanya menggunakan pipa khusus. Operasi tongkang dan pengiriman juga disarankan untuk mengirimkan CO2 ke lokasi penyimpanan. Pengangkutan CO2 menggunakan jaringan pipa khusus telah diterapkan di industri minyak dan gas, umumnya untuk mendukung operasi EOR.
3) Storage (Penyimpanan)
Gas dikompresi ke keadaan superkritis dimana massa jenisnya mirip dengan air. CO2 superkritis lalu disuntikkan dalam 'baskom sedimen', di mana CO2 akan disimpan tanpa batas waktu. Cekungan ini harus berpori dan memiliki permeabilitas yang baik sehingga memungkinkan penyimpanan CO2 dalam jumlah besar. Hal ini juga mendorong penyebaran CO2 yang disuntikkan ke seluruh formasi batuan.
Kontributor : Trias Rohmadoni