Suara.com - Hari ibu selalu diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Pada hari ini pun sangat identik dengan ucapan selamat yang manis untuk para ibu di Indonesia.
Namun, pada hari ibu ini juga tak luput dari berbagai isu yang bisa dibahas seputar ibu, termasuk dalam hal kesehatan.
Apalagi pada tahun ini, peringatan hari ibu bertepatan dengan masa kampanye Pilpres 2024. Maka isu kesehatan untuk mensejahterahkan ibu menjadi agenda yang harus dibahas.
Merujuk pada laman CISDI, angka kematian ibu dan bayi mengkhawatirkan. Setiap 1000 kelahiran hidup, 9-10 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun.
Baca Juga: Arsjad Rasjid Ungkap Alasan Pendukung Ganjar-Mahfud Pakai Seragam Serba Pink
3 bayi meninggal di antara usia 1-4 tahu hingga 19-20 balita meninggal sebelum tepat berusia 5 tahun. Sementara itu, per 100.000 kelahiran, ada 189 kematian perempuan saat hamil, saat melahirkan dan masa nifas.
Padahal 70% kematian ibu dan bayi baru lahir adalah kasus yang dapat dicegah dengan penguatan sistem kesehatan secara menyeluruh.
Di sisi lain, penelitian Health Collaborative Center, pada Pekan ASI Sedunia 2022 membuktikan 6 dari 10 Ibu menyusui di Indonesia tidak bahagia.
Diketahui di Indonesia tercatat sebanyak 22,4% ibu mengalami depresi setelah melahirkan. Namun, sistem kesehatan mental ibu hamil daan ibu di masa nifas belum menjadi prioritas di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara itu, bagi ibu tak hanya kondisi fisik saja, tetapi mental sangat mempengaruhi pemulihan ibu dan juga berpotensi mengurangi kualitas bonding dengan anak.
Baca Juga: Turut Rayakan Hari Ibu, Putri Anne Malah Minta Maaf ke Anak Semata Wayangnya
Lantas apa sih gagasan ketiga paslon capres-cawapres untuk agenda mensejahterahkan para ibu di Indonesia. Berikut ulasannya.
Anies-Muhaimin
1. Menurunkan prevalensi stunting melalui pendampingan ibu hamil hingga 1000 hari pertama kehidupan anak, kolaborasi lintas sektor serta penguatan dukungan bagi kader desa/kelurahan lintas sektor serta penguatan dukungan bagi kader desa/kelurahan untuk menjamin ketersediaan pangan seimbang, pencegahan infeksi dan perbaikan lingkungan.
2. Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi melalui penguatan peran Posyandu dan Puskesmas termasuk aktivitas bidan dan kader kesehatan kehamilan dan persalinan sehat diwujudkan, dimulai dari edukasi kesehatan sejak usia remaja hingga pemberian nutrisi seimbang gratis dan pendampingan ibu hamil sampai 1000 hari pertama kehidupan anak.
3. Menghadirkan rasa aman bagi kaum ibu dengan memastikan perlindungan dari berbagai bentuk tindak kekerasan termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
4. Memastikan kaum ibu bisa tetap berkarya dalam berbagai peran melalui ketersediaan tempat penitipan anak yang terjangkau dan ruang laktasi di ruang-ruang publik.
5. Memberikan perhatian khusu kepada kaum ibu yang juga menjadi kepada keluarga melalui pemberian bantuan.
Prabowo-Gibran
1. Memperkuat kelembagaan dan meningkatkan anggaran kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga untuk meningkatan ketahanan keluarga Indonesia.
2. Menambahkan Kartu Anak Sehat yang dimasukkan dalam program perlindungan sosial dan kesehatan sebagai penanggulan stunting.
3. Mencegah terjadinya stunting pada anak Indonesia dengan Program Gizi Seimbang dan Gerakan EMAS (Emak-emak dan Anak-anak Minum Susu).
4. Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil yang menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% tahun 2029.
5. Program pangan dengan pengembangan Program Food Estate, padi, jagung, singkong kedelai, dan tebu.
Ganjar-Mahfud
1. Memperbanyak tempat penitipan anak yang berkualitas, baik di sektor formal maupun di sektor informal, sehingga orang tua tidak perlu khawatir.
2. Pendidikan, pengasuhan anak untuk para calon pengantin dan bagi remaja perempuan dengan menjadikan ibu sebagai penjaga kesehatan keluarga.
3. Penguatan pencegahan stunting sekaligus menjamin kualitas tumbuh kembang anak dengan pola asuh berkualitas selama 1000 hari pertama kehidupan dengan kecukupan gizi bagi anak dan bagi ibu hamil dan menyusui minimal hingga usia anak mencapai limma tahun, serta edukasi tentang tumbuh kembang serta pendidikan, pengasuhan anak untuk para calon pengantin dan bagi remaja perempuan, dengan menjadikan ibu sebagai penjaga kesehatan keluarga.
4. Revolusi menu makanan yang berbasis pangan lokal dengan kandungan gizi dibutuhkan oleh anak-anak untuk mencegah tengkes (stunting).
5. Mendukung penuh pilihan perempuan di semua bidang pekerjaan dan profesi dengan menguatkan daya tawar perempuan dalam relasi kerja dengan memperluas cuti melahirkan baik bagi ibu dan ayah dengan upah serta tunjangan 100%.