Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Penanggulangan Bencana, Ribka Tjiptaning sempat membongkar sisi lain dari partainya. Ia menyebut partainya tidak diisi oleh barisan simpatisan berotak cerdas.
“PDIP ini kan bukan orang pintar. DNAnya memang begitu, dulu kan 3 partai,” kata Ribka, saat Peringatan Hari Ibu, di DPP PDI Perjuangan, Jumat (22/12/2023).
Saat era Orde Baru (Orba), kata Ribka, hanya ada 3 partai. Jika ada orang tersebut menggunakan kopiah dan terlihat agamais orang tersebut pasti merupakan simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Kemudian, jika melihat orang dengan gaya parlente, wangi dan menggunakan safari, orang tersebut identik dengan simpatisan Partai Golkar.
“Sisanya, sandal jepit, preman, pelacur, tukang palak, kondektur bus, pasti PDI. Jadi kalau sekarang simpatisan PDI pakai safari ya gak pantes,” kata Ribka.
Karena bukan berangkat dari DNA masyarakat yang cerdas, Ribka juga memiliki trik sendiri dalam memberikan pelatihan para saksi untuk menjaga TPS nanti.
“Kalau ngasih pelatihan jangan kasih pemahaman berdasarkan pkpu, ah itu ribet. Tapi yang penting ribut dulu, apa dibanting dulu, naik ke meja, siaap?!,” kata Ribka.
“Siap,” jawab simpatisan serempak.
Ribka mengaku, pihalnya telah menyiapkan para ahli hukum, jika nantinya ada saksi yang diringkus akibat melakukan perlawanan saat melayangkan protes jika ada kecurangan.
Baca Juga: Laporan dari PPATK soal Transaksi Janggal Kampanye Rahasia, Bawaslu: Tak Bisa Jadi Alat Bukti Hukum
Meski demikian, para saksi atau simpatisan saat melakukan protes jangan dalam keadaan terpengaruh alkohol.
“DPP partai sudah menyiapkan ahli-ahli hukum, yang akan membela kalian. Percaya sama saya, sudah ada yang mendampingi kawan-kawan sekalian, asalkan jangan mabok. Banting-banting, banting-banting gak taunya mabok,” tandas Ribka.