Aliansi Mahasiswa Banten: Gibran Tak Wakili Kaum Muda, Melainkan Oligarki

Jum'at, 22 Desember 2023 | 08:26 WIB
Aliansi Mahasiswa Banten: Gibran Tak Wakili Kaum Muda, Melainkan Oligarki
Ilustrasi politik dinasti, demokrasi, menyampaikan pendapat. (Foto: Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan mahasiswa Banten yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten (AMPB) menggelar mimbar bebas untuk politik dinasti di Kawasan Cikokol, Kota Tangerang, Kamis (21/12/2023).

Ratusan mahasiswa tersebut terlihat menggunakan topeng Guy Fawkes sebagai bentuk perlawanan.

Humas AMPB, Shandy Marta Praja mengajak kepada mahasiswa Indonesia dan masyarakat untuk melawan pelanggar HAM.

Shandy juga menilai dengan diusungnya Gibran Rakabumi Raka sebagai cawapres dianggap terlalu dipaksakan. Pemaksaan tersebut membuktikan bahwa rezim Jokowi haus kekuasaan.

Baca Juga: Gerindra Janjikan Hidup Layak ke Warga Banten kalau Prabowo Menang Pilpres 2024

“Kapasitas Gibran sebagai cawapres kami anggap belum layak, karena pengalaman yang minim dalam mengelola roda pemerintahan,” kata Shandy, dalam keterangannya, yang diterima Suara.com, Jumat (22/12/2023).

Selain itu, lanjut Shandy, proses pencalonan Gibran sebagai cawapres dianggap melanggar etik Mahkamah Konstitusi.

"Prosesnya saja menabrak konstitusi, apa mungkin kita bisa mengharapkan dari sosok pemimpin seperti itu untuk memimpin negeri ini," jelas Shandy.

Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Tangerang (UMT) ini mengungkapkan, Gibran yang diklaim mewakili kaum muda, justru menurutnya salah besar.

Shandi menganggap, dijadikannya Gibran sebagai cawapres merupakan mewakili kepentingan oligarki.

Baca Juga: Ringankan Beban, Nelayan di Banten yang Alat Tangkapnya Hancur Diterjang Gelombang Diberi Bantuan

"Ini jelas manipulatif, ini parah sekali. Jangan membodohi rakyat untuk sekadar melanggengkan kepentingan satu keluarga tertentu dalam memperpanjang kekuasaan," ucapnya.

Diketahui, acara mimbar bebas ini sebelumnya bakal digelar di pelataran Kampus STISIP Yuppentek, namun H-1 sebelum acara pihak yayasan menolak kampusnya dijadikan lokasi acara mimbar bebas.

"Kami menduga ini ada pihak-pihak tertentu yang melakukan intimidasi dan penggembosan di acara mimbar bebas. Ini bukti pembungkaman terhadap sikap kritis mahasiswa dan pembungkaman kebebasan berekspresi dan berpendapat mahssiswa dan rakyat," imbuh dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI