Ketum MUI: Ucapan Amin Sudah Ada Sebelum Indonesia, Candaan Zulhas Tak Perlu Ditanggapi Berlebihan

Jum'at, 22 Desember 2023 | 05:15 WIB
Ketum MUI: Ucapan Amin Sudah Ada Sebelum Indonesia, Candaan Zulhas Tak Perlu Ditanggapi Berlebihan
Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar. [Antara/Asmaul Chusna/aa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Anwar Iskandar turut menanggapi soal polemik guyonan salat yang dilontarkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas. Ia meminta ungkapan Zulhas itu tak ditanggapi secara berlebihan.

Anwar menjelaskan, menyebutkan kata Amin dengan lantang di ujung surat Al-Fatihah sudah menjadi sunah dalam ajaran agama Islam.

"Suatu kalimat yang disunnahkan oleh syariat untuk dibunyikan setelah orang membaca waladholin atau ketika orang berdoa. Itu hukumnya sunnah, aslinya seperti itu," ujar Anwar Anwar kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).

"Artinya Amin (di penghujung surat Al-Fatihah ketika salat) itu mudah-mudahan Allah mengijabah permintaan saya, orang tua saya, dan guru-guru saya," tambahnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Siap Evaluasi Pasal Karet UU ITE: Pejabat Jangan Baper Kalau Dikritik

Bahkan, ia menyebut bacaan Amin di penghujung surat Al Fatihah sudah ada sejak zaman dahulu. Karena itu, ketika saat ini AMIN menjadi singkatan salah satu kandidat Pemilihan Presiden, masyarakat tak perlu mengaitkannya.

"Itu sudah ada sejak partai-partai ini ada, sudah ada sejak Indoneisa belum ada, sudah ada sejak dahulu kala, dan akan selalu ada sampai kiamat," tuturnya.

Karena itu, ia meminta bacaan Amin tidak dipolitisir oleh semua pihak dan tidak dicampuradukan dalam politik.

"Jadi itu biasa saja tidak ada urusannya sama Anies-Muhaimin. Tidak mengucapkan, tidak berarti salatnya tidak sah, nggak ada urusannya sama politik. Bisa saja orang itu diam karena mulutnya sakit atau apa," katanya.

"Jadi nggak ada urusan, tidak ada larangan orang mengucapkan atau tidak dan tidak ada urusannya sama politik. Saya minta jangan mengait-ngaitkan Amin dalam salat dengan AMIN Anies Baswedan," tambahnya.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Bakal Diperiksa Bawaslu Jakpus Soal Bagi-bagi Susu di CFD

Selain itu, ia juga meminta masyarakat menganggap ungkapan Zulhas hanya sekadar candaan dan tak perlu serius menanggapinya. Apalagi, pemuka agama lain seperti Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad juga mengatakan hal yang sama.

"Bahkan saya lihat di video Pak Kiai Somad menampilkan berbagai mazhab tentang jari yang diucapkan ketika tahiyat. Bagaimana Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i dan lain-lain. Bahkan terakhir candaaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu, ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, sebuah potongan video yang memperlihatkan Zulhas menyinggung soal bacaan salat dan tahiyat akhir viral di media sosial.

Dalam video itu Zulhas menyatakan bahwa saat ini ada orang yang takut mengamini doa surah Al-Fatihah ketika salat, lantaran identik dengan pasangan capres-cawapres AMIN. Pernyataan Zulhas itu disampaikan dalam forum Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).

Dalam pidatonya, Zulhas menyinggung orang ketika tahiyat akhir dalam salat tidak menunjuk jari telunjuk namun dua jari lantaran saking cintanya dengan Prabowo.

"Kalau Salat Magrib, baca Al-Fatihah, 'Walad Dhollin' ada yang diam sekarang, pak. Ada yang diam sekarang, ada pak sekarang diam. Loh kok diem, ada pak sekarang yang diam? Saking cintanya sama Pak Prabowo itu. Itu kalau tahiyatul Pak Kiai, tahiyatul akhir-akhir kan gini (menunjuk jari telunjuk) pak kiai , sekarang banyak gini (menunjuk dua jari) pak," kata Zulhas dalam video tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI