Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Zita Anjani, menilai ada pihak yang sengaja memainkan isu agama pada Pemilu 2024 ini. Zita menyebut hal ini juga terjadi pada kontestasi politik sebelumnya.
Hal ini disampaikannya menanggapi kontroversi pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang mengaitkan bacaan salat dengan perpolitikan. Zita menyebut ayahnya itu tak bermaksud untuk memprovokasi pihak manapun.
Apalagi, PAN sendiri disebutnya sudah dikenal sebagai partai yang santai karena menggunakan cara menyenangkan seperti berjoget dan bernyanyi dalam perpolitikan.
"Rasanya tidak mungkin kalau PAN itu melakukan provokasi apalagi adu agama," ujar Zita di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2023).
Zita yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari PAN itu menyebut permainan isu agama sudah sering terjadi setiap kali Pemilu. Misalnya saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 yang memenangkan Anies Baswedan.
Saat itu, salah satu kandidat, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dituding melakukan penistaan agama atas pernyataannya soal surat Al Maidah. Akhirnya, Ahok kalah dalam Pilkada dan berujung dipenjara.
"Saya rasa apa yang diaminakan oknum-oknum ini, oknum-oknum yang sebenernya bermain semenjak Pilkada DKI, lalu di pemilu 2019, yaitu isu agama, mencoba memainkan isu yang sama, pecah belah agama di 2024," jelasnya.
Namun, Zita meyakini upaya memainkan isu agama tidak lagi efektif pada Pemilu 2024. Sebab, masyarakat kini sudah cerdas dan tidak mudah diadudomba dengan isu agama.
"Karena sekarang, semuanya sudah joget, sudah riang gembira, capres-capresnya happy, joget, berteman dengan baik, jadi saya rasa isu ini udah gak laku," pungkasnya.
Baca Juga: Rekam Jejak Siti Nur Azizah, Putri Wapres Ma'ruf Amin Resmi Dukung Ganjar-Mahfud MD
Pernyataan Zulhas Viral
Sebelumnya diberitakan, sebuah potongan video yang memperlihatkan Zulhas menyinggung soal bacaan salat dan tahiyat akhir viral di media sosial.
Dalam video itu Zulhas menyatakan bahwa saat ini ada orang yang takut mengamini doa surah Al-Fatihah ketika salat, lantaran identik dengan pasangan capres-cawapres AMIN. Pernyataan Zulhas itu disampaikan dalam forum Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Dalam pidatonya, Zulhas menyinggung orang ketika tahiyat akhir dalam salat tidak menunjuk jari telunjuk namun dua jari lantaran saking cintanya dengan Prabowo.
"Kalau Salat Magrib, baca Al-Fatihah, 'Walad Dhollin' ada yang diam sekarang, pak. Ada yang diam sekarang, ada pak sekarang diam. Loh kok diem, ada pak sekarang yang diam? Saking cintanya sama Pak Prabowo itu. Itu kalau tahiyatul Pak Kiai, tahiyatul akhir-akhir kan gini (menunjuk jari telunjuk) pak kiai , sekarang banyak gini (menunjuk dua jari) pak," kata Zulhas dalam video tersebut.