Suara.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi, menyebut semua pasangan capres-cawapres memiliki peluang menang satu putaran di Pilpres 2024. Namun pasangan nomor urut 2 itu diklaimnya yang paling memiliki peluang besar.
Hasan merujuk elektabilitas Prabowo-Gibran di sejumlah lembaga survei. Menurutnya, rata-rata tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran berada di angka 35-46 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mahfud hanya berkisar 20 persen.
“Kalau kita bicara chance menurut saya 85-90 persen peluang satu putaran untuk Prabowo-Gibran. Apakah pasangan Anies bisa satu putaran? Bisa, tapi lebih kecil peluangnya karena angkanya masih kecil. Apakah Mas Ganjar bisa? Tentu bisa, tapi peluang lebih kecil karena angkanya masih kecil," kata Hasan kepada wartawan, Selasa (19/12/2023).
Hasan juga berharap kontestasi Pilpres 2024 ini cukup berlangsung satu putaran. Alasannya, agar pertengkaran dan buruk sangka seperti penyebaran berita bohong atau hoaks untuk menjatuhkan pihak lawan tidak berlarut-larut terjadi.
Baca Juga: LSI Denny JA Sebut Dua Faktor Elektabilitas Gerindra Melampaui PDIP
“Yang saya sedih itu dulu teman-teman yang mengaku sebagai korban hoaks, sekarang jadi pelaku hoaks. Banyak pendukung Pak Jokowi yang dulu jadi korban hoaks, beralih sekarang mendukung ke Mas Ganjar jadi pelaku hoaks mereka," ujarnya.
Salah satu contoh hoaks tersebut, lanjut Hasan, terkait video pernyataan Gibran soal program makan siang dan susu gratis yang dipotong dan disebarkan ke media sosial.
Dalam video yang beredar di media sosial itu Gibran seolah-olah menjelaskan bahwa program susu gratis telah dinikmati 400 juta anak. Sehingga penyataan putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi tersebut dianggap masyarakat tidak sesuai dengan jumlah penduduk di Indonesia.
Padahal kenyataannya menurut Hasan Gibran dalam acara konsolidasi di Sentul, Bogor, Minggu (10/12/2023) lalu itu menjelaskan bahwa program susu gratis sudah ada di 76 negara dan dirasakan oleh 400 juta anak-anak.
"Hoaks pertama ketika Gibran tidak tahu data soal makan gratis bermanfaat untuk 400 juta. Padahal warga negara cuma 200 juta, karena video ini sudah dipotong,” pungkasnya.
Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Prabowo Unggul di Pemilih Gen Z dan Milenial