LSI Denny JA Ungkap Sejumlah Blunder Penyebab Elektabilitas PDIP Disalip Gerindra

Selasa, 19 Desember 2023 | 20:36 WIB
LSI Denny JA Ungkap Sejumlah Blunder Penyebab Elektabilitas PDIP Disalip Gerindra
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di hadapan ribuan pendukungnya dalam agenda 'Konsolidasi Nasional Partai Gerindra' yang merupakan bagian dari koordinasi internal jelang pemilihan umum (pemilu) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (15/12/2023). [IST]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - LSI Denny JA mengungkapkan sejumlah blunder yang membuat elektabilitas PDIP disalip oleh Gerindra pada November 2023.

Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas mengatakan blunder pertama adalah serangan PDIP ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat publik puas dengan kinerja Jokowi, beralih meninggalkan PDIP.

“Serangan-serangan seperti menyampaikan neo-orba, isu penegakan hukum bernilai 5 oleh Ganjar, isu dinasti, justru malah mengkibatkan turunnya pemilih yang kuas pada kinerja Jokowi berpindah ke lainnya,” jelas Hanggoro dalam siaran pers virtual di YouTube LSI Denny JA, Selasa (19/12/2023).

Dalam survei tersebut, tercatat pada periode Juni-November 2023 ppublik rakyat yang puas terhadap Jokowi terus menurun mendukung PDIP Pada Juni, sebanyak 34,6% publik yang puas terhadap Jokowi mendukung PDIP. Kemudian turun pada Agustus 2023 menjadi 28,8%, dan November semakin turun menjadi 21,4%."Mulai bulan Juni, Agustus, hingga November 2023 mereka yang puas memilih yang menyatakan puas pada kinerja Jokowi itu secara konsisten turun dari PDIP,” kata Hanggoro.

Blunder kedua adalah ketika dua kader PDIP, Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster menolak Piala Dunia U-20 karena kehadiran Israel. Sebesar 16,6% publik menyalahkan Ganjar, 9,3% kepada PDIP, dan 5,7% menyalahkan I Wayan Koster.

Ternyata, lanjut Hanggoro, penolakan ini turut andil menggerus suara PDIP.

“Ternyata, menolak piala dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster, maupun Megawati, tapi juga PDIP dianggap pihak yang turut serta menolak Piala Dunia kala itu,” paparnya.

Kemudian, Hanggoro menjelaskan blunder ketiga adalah ketika PDIP menjadikan presiden sebagai petugas partai yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat.

“Mayoritas masyarakat yang kita tanyakan kurang setuju, 68,9% menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sama sekali dengan sebutan Presiden RI sebagai petugas partai,” jelas Hanggoro.

Baca Juga: Ingin Kerja Sama dengan IPB Soal Kedaulatan Pangan, Ganjar: Tak Usah Tepuk Tangan Kecuali Dukung Saya

Survei LSI Denny JA periode ini mengusung tema "Akhir Dominasi PDIP di 2024". Survei dilakukan dengan 1.200 responden dan metode multi-stage random sampling dilengkapi dengan riset kualitatif. Sementara itu, margin of error survei ini berada pada angka kurang lebih 2,9%.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI