Suara.com - Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP) M Qodari mengungkap keuntungan apabila Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 digelar hanya dalam satu putaran.
Semisal hanya digelar satu putaran, maka negara akan hemat anggaran hingga Rp 17 triliun.
Qodari menilai hal tersebut dapat menguntungkan masyarakat. Sebab, triliunan rupiah itu dianggapnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih mendesak, semisal saja pemberian subsidi kepada rakyat yang membutuhkan.
Selain itu, Qodari juga melihat, satu putaran bisa menjaga kestabilan dalam negeri hingga meminimalisasi ancaman polarisasi di masyarakat.
Baca Juga: Gerakan Muda Islam Puji Prabowo atas Bantuan Mobil untuk Perawatan Masjid
"Saya melihat potensi polarisasi ini besar sekali karena begitu calon cuma dua, maka akan berhadap-hadapan termasuk isu primodial dan isu agama akan muncul,” kata Qodaridalam acara Nongki Repnas bertajuk ‘Menakar Pilpres Satu Putaran: Sisi Ekonomi Politik dan Efisiensi Anggaran’, Senin (18/12/2023).
Ia mengaku khawatir ancaman polarisasi semakin besar jika putaran kedua menyajikan pertarungan antara Prabowo Subianto versus Anies Baswedan.
"Anies pasti akan diplot sebagai calon Islami karena sudah didukung oleh UAS, HRS, sudah bikin kesepakatan dengan ulama. Pak Prabowo mohon maaf dengan berat hati saya katakan pasti dicap sebagai calon Kristen. Pak Jokowi pernah dicap Kristen padahal bukan Kristen. Pak Prabowo dengan sangat mudah pasti dicap dengan isu-isu primordial,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira yang menilai pilpres satu putaran membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
“Tren pertumbuhan ekonomi di 5% bisa makin tinggi jika uang beredar makin besar. Terobosan kebijakan finansial di pemerintahan yang baru ini jadi hal yang sangat penting,” kata Anggawira.
Baca Juga: Timnas AMIN Sarankan Prabowo, Gibran dan Mahfud MD Cuti
Selain mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, Anggawira menilai, pilpres yang berlangsung satu putaran juga dapat mempercepat program-program pemerintah yang sedang berjalan.
“Kalau satu putaran peluang untuk mengakselerasi program-program yang ada bisa lebih cepat lagi,” ujarnya.