Fadli Zon: Kita Butuh Pemimpin Berkarakter, Bukan Petugas Partai, Apalagi Ronin

Senin, 18 Desember 2023 | 15:02 WIB
Fadli Zon: Kita Butuh Pemimpin Berkarakter, Bukan Petugas Partai, Apalagi Ronin
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menilai, bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang berkarakter. Menurutnya, pemimpin yang dibutuhkan masyarakat itu bukan lah petugas partai apalagi ronin.

Hal tersebut disampaikan Fadli melalui akun X pribadinya @fadlizon dikutip Suara.com, Senin (18/12/2023).

"Kita butuh pemimpin berkarakter, yang sudah selesai dengan dirinya, bukan petugas partai, bukan pula ronin," kata Fadli.

Ronin sendiri berasal dari istilah Jepang yang diartikan sebagai manusia pengembara hingga manusia gelombang karena dianggap tidak memiliki arah.

Baca Juga: Yakin Bisa Bersaing dengan Mahfud dan Muhaimin, TKN Beberkan Modal Gibran untuk Debat Cawapres

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (tengah), Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) saling berpegangan tangan usai debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (tengah), Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) saling berpegangan tangan usai debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Lebih lanjut, Fadli menilai kalau bangsa Indonesia itu butuh pemimpin yang otentik dan bukan pesolek.

Sosok calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dianggapnya memenuhi kriteria tersebut.

Soal otentik, Fadli menyebut, Prabowo tunjukkan pada sesi debat perdana Pilpres 2023 beberapa waktu lalu.

"Prabowo tak menjawab dengan kata-kata normatif dan bersayap sebagaimana sering dilontarkan dua kandidat lain, yang sebenarnya jika diteliti hanya bersifat tautologis, jika begini maka begitu," terangnya.

"Kelugasan dan otentisitas semacam itulah yang selalu dipertontonkan Prabowo, baik dalam debat kemarin, maupun dalam semua penampilan publiknya selama ini," sambungnya.

Baca Juga: Dulu Dukung Prabowo, Anies Optimistis Pemilih Sumsel Kini di Pihak Perubahan

Ia juga menyebut, Prabowo bukan tipikal pemimpin pesolek di mana harus selalu tampil cantik dan anggun di depan publik. Fadli mengetahui, keanggunan dan kecantikan itu hanya menjadi polesan bagi beberapa pejabat.

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto saat pamer joget gemoy ke para pendukungnya di Blitar, Jatim, Minggu (17/12/2023). (Suara.com/Novian).
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto saat pamer joget gemoy ke para pendukungnya di Blitar, Jatim, Minggu (17/12/2023). (Suara.com/Novian).

Karena bukan pesolek, maka Prabowo kerap disalahpahami oleh banyak orang ketika bersikap tegas.

"Akibat enggan didandani dan disuruh bersolek itulah banyak orang selama ini telah menyalahpahami Prabowo sebagai tokoh temperampental, sebuah penilaian yang sepenuhnya keliru," tuturnya.

Ketegasan Prabowo memang diakui Fadli kerap disampaikan dengan nada tinggi.

"Jika harus tegas, ia akan bersuara tinggi saking semangatnya. Jika harus berkelakar, ia bisa terbahak-bahak. Jika sedang senang, ia akan berjoget spontan yang kini orang namakan 'joget gemoy'. Itulah Prabowo, manusia apa adanya, otentik."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI