Suara.com - Tudingan politik identitas yang dialamatkan ke calon presiden Anies Baswedan pasca Ustadz Abdul Somad mendukung Anies itu tidak adil, alias standar ganda.
Hal tersebut disampaikan Anggota Deputi Relawan dan Partisipasi Publik Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Tarmidzi Yusuf di Jakarta, Jumat (15/11/2023).
"Tak adil dong terminologi politik identitas yang selama ini digembar-gemborkan itu,"kata Tarmidzi yang juga Ketua Umum JABAR MANIES (Jawa Barat Bersama Anies) ini.
Menurutnya, stigma politik identitas hanya menyasar orang yang berbeda pilihan politik. Politik identitas rupanya telah menjadi barang dagangan baru untuk menyerang lawan politik.
Anies kerap sekali dituding menggunakan cara yang sama untuk Pilpres 2024 seperti saat bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017. Politik identitas.
Fakta menunjukkan, lanjutnya, etnis tertentu mendukung orang satu etnis dengannya, bukankah itu juga politik identitas. Mengapa ketika etnis tertentu melakukan hal serupa tidak dituding telah melakukan politik identitas?
"Lalu politik identitas itu apa? Apakah orang yang menggunakan agamanya dalam berpolitik disebut politik identitas? Calon Presiden seperti Anies Rasyid Baswedan mendapat dukungan dari Ustadz Abdul Somad lalu dituding politik identitas,"imbuhnya.
Ia menambahkan, Anies dalam kunjungan ke berbagai daerah, begitupun di Jakarta, Anies tak hanya menyapa atau mengunjungi tokoh Islam tapi juga menemui tokoh agama lainnya seperti Kristen, Hindu, Budha hingga Konghucu.
"Tak hanya itu, jejak rekam Anies ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta, membuat kebijakan yang adil dan setara bagi semua agama,"tandasnya.