Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan buka suara terkait pengakuan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD yang menyatakan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin merupakan lawan yang sengit saat debat cawapres pada 22 Desember mendatang.
Anies menilai Cak Imin sudah teruji kredibilitasnya sejak masih muda. Ia mengatakan, Cak Imin sudah aktif berdebat sejak berstatus mahasiswa hingga masa-masa berjuang di Nahdlatul Ulama (NU).
"Ya, memang sudah teruji, teruji oleh siapa? Oleh waktu, oleh tantanan dengan keuletan yang dilewatinya," kata Anies kepada wartawan di Bekasi, Jumat (15/12/2023).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan terima kasih karena Mahfud sudah menganggap cawapresnya menjadi lawan berat saat debat.
Baca Juga: Kisah Harun Al Rasyid: Korban Tewas Kerusuhan Pemilu 2019 yang Disinggung Anies di Debat
"Jadi kalau Pak Mahfud tadi menyampaikan begitu, ya kami terima kasih. Karena memang Gus Imin itu adalah cawapres yang memiliki kompetensi," tutur dia.
Anies mengatakan, bahwa Cak Imin merupakan figur cawapres yang lengkap. Ia merasa bangga atas hal tersebut.
"(Cak Imin) cawapres yang bukan muncul mendadak. Saya tidak ada keraguan sedikit pun bahwa Gus Imin akan nanti dipandang publik. Jadi saya bangga sekali dengan pasangan saya," ucap Anies.
Pengakuan Mahfud
Sebelumnya diberitakan, Mahfud mengakui bahwa Cak Imin akan menjadi lawan beratnya dalam debat cawapres mendatang.
Baca Juga: Tim Pemenangan AMIN Targetkan Raih 60% Suara di Jambi, Ini Strateginya!
Lawan paling berat saya ya Cak Imin," kata Mahfud di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023).
Meski begitu, dia mengakui Gibran Rakabuming Raka juga akan menjadi lawan yang berpotensi menjadi rival berat pada debat cawapres.
"Sama saja itu, Mas Gibran, Cak Imin sama berat lah," ujar dia.
Mahfud mengaku tidak perlu mempersiapkan debat cawapres karena dia dan dua cawapres lainnya, Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka akan menjawab pertanyaan yang tidak bisa diduga.
Adapun debat cawapres akan diselenggarakan pada Jumat (22/12/2023) dengan tema ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur dan perkotaan.