Tolak Politik Dinasti, Puisi Wiji Thukul Menggema Di Mimbar Demokrasi Universitas Mulawarman Samarinda

Jum'at, 15 Desember 2023 | 07:55 WIB
Tolak Politik Dinasti, Puisi Wiji Thukul Menggema Di Mimbar Demokrasi Universitas Mulawarman Samarinda
Ilustrasi politik dinasti, demokrasi, menyampaikan pendapat. (Foto: Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi penolakan terhadap politik dinasti dan pelanggaran HAM terus digaungkan oleh mahasiswa dalam mimbar demokrasi. Terkini, aksi tersebut dilakukan di Kalimantan.

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Melawan menggelar mimbar demokrasi di halaman kampus Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

Dalam aksinya, para mahasiswa tampak mengenakan topeng Guy Fawkes sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan.

Koordinator aksi, Refinaya mengatakan, aksi ini berlangsung karena hingga saat ini pemerintah tidak pernah serius menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu.

Baca Juga: Heboh Soal Politik Dinasti, Ini Alasan Kenapa Yogyakarta Diizinkan Bersistem Kerajaan

"Rezim saat ini tidak pernah serius menyelesaikan menyelesaikan kasus pelanggaran HAM Berat masa lalu. Omong kosong," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Jumat (15/12/2023).

Refinaya menilai, rezim saat ini bukan menuntaskan PR tentang pelanggaran HAM namun malah sibuk membangun kekuasaan. Sehingga hanya berujung penindasan kepada rakyatnya sendiri.

“Terbukti saat ini negara dikuasai oleh oligarki. Melalui kekayaan yang dimiliki, mereka kendalikan hukum dengan intimidasi dan penyuapan,” ujarnya.

Dalam aksi kali ini, selain orasi dari para orator, salah seorang peserta mimbar demokrasi juga ada yang membacakan puisi Wiji Thukul yang berjudul 'Apa Guna'. Puisi tersebut seolah mencerminkan pemerintahaan saat ini.

“Apa guna punya ilmu tinggi kalau hanya untuk membodohi apa guna banyak baca buku kalau mulut engkau bungkam mulu. Di mana-mana moncong senjata berdiri gagah, kongkalikong dengan kaum cukong. Di desa-desa rakyat dipaksa menjual tanah tapi, tapi, tapi, tapi dengan harga murah”.

Baca Juga: Riwayat Pendidikan Ade Armando, Lulusan UI Blunder Singgung Politik Dinasti di DIY

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI